Brazil cemaskan permainan terorganisir Swiss

id Piala Dunia 2018, Brazil, Swiss

Brazil cemaskan permainan terorganisir Swiss

Kapten Brazil, Neymar (Adam Pretty/Getty Images)

Rostov-on-Don, Rusia (Antara/Reuters) - Brasil berupaya mencari cara menghindari perangkap sesama tim favorit Piala Dunia Argentina, Spanyol dan Prancis, yang terjatuh saat pertandingan perdana mereka tatkala juara dunia lima kali itu menghadapi tim Swiss yang sangat terorganisir pada Minggu.

         Prancis adalah satu-satunya tim papan atas yang memenangkan pertandingan pertama mereka sejauh ini, dan bahkan mereka membutuhkan video asisten wasit (VAR) untuk mendapatkan penalti dan teknologi garis gawang untuk mengkonfirmasi gol kemenangan mereka saat unggul 2-1 atas Australia.

         Juara dunia 2010 Spanyol gagal mencuri kemenangan atas Portugal setelah ditahan imbang 3-3 secara dramatis, serta runner-up Piala Dunia Argentina dibuat frustrasi oleh debutan Islandia, yang berhasil meniadakan Lionel Messi dengan menempatkan 10 orang di barisan pertahanan untuk menahan imbang 1-1.

         Brazil merupakan tim yang paling banyak ikut turnamen dengan 17 kemenangan dalam 21 pertandingan dan mereka juga menawarkan beberapa penampilan yang mempesona dalam pertandingan persahabatan. Namun pelatih Tite mewaspadai masalah ultra-defensive Swiss yang bisa merepotkan timnya.

         "Mereka adalah tim yang bertahan dengan dua lini. Mereka memiliki kecepatan dalam menyerang. Dari semua tim yang kami hadapi, mereka adalah yang terkuat secara keseluruhan," kata Tite saat konferensi pers pada Sabtu.

         "Kami tahu mereka akan memberi kami saat-saat yang sulit, permainan di level tertinggi menuntut banyak dari Anda dan memaksa Anda untuk meningkatkan kinerja Anda."
    Swiss hanya satu kali kalah dalam 22 pertandingan terakhir mereka dan pelatih Vladimir Petkovic tidak memiliki pretensi tentang bagaimana mereka akan berlaga di Rostov Arena, menjanjikan bahwa timnya akan terorganisir. Tim "tidak di sini untuk membuat pertandingan yang indah," katanya.

         Bek Brasil Marcelo mengatakan, Tite telah "mengubah wajah tim nasional" dalam dua tahun masa tugasnya sebagai pelatih, dipaksa pensiun dini sebagai pemain setelah menjalani sembilan kali operasi untuk mengobati cedera lutut, mengatakan harapan besar pada dirinya di lini pertahanan cukup membebani pikirannya.

         "Ini adalah tantangan dan masih harus mempertahankan standar. Kami memiliki harapan besar dan di setiap pertandingan kami ingin mereproduksi standar itu atau meningkatkannya," katanya.

         "Pada tingkat emosional dunia memandang kami. Orang-orang telah mengatakan kepada saya 'Tite, membawa kami kembali ke Piala'. Kami ingin bersikap netral di lapangan. Kami tidak bisa selalu mengendalikan hasilnya.

         "Kami telah bermain sangat baik di beberapa pertandingan dan tidak berhasil menang, tetapi kami setidaknya akan mencoba bermain dengan baik."
(Uu.SYS/C/J. Suswanto/A/T. Handoko)