Piala Dunia 2018 - Aksara dan Bahasa jadi kendala di Rusia

id piala dunia,rusia,sepak bola

Piala Dunia 2018  - Aksara dan Bahasa jadi kendala di Rusia

Stasiun KA bawah tanah di Rusia (Antara Lampung/Triono Subagio)

Moskow (Antaranews Lampung) - Pembukaan pesta akbar olah raga yang paling banyak penggemarnya di seantero dunia bertajuk Piala Dunia 2018 Rusia segera digelar dengan melibatkan legenda sepak bola dan artis terkenal sebagai penghibur utama.

Sejumlah warga dari banyak negara, terutama mereka yang timnya lolos ke putaran final sudah tiba sejak beberapa hari lalu dan terus berdatangan sehingga kerap terjadi penumpukan penumpang di kedatangan bandara seperti di Bandara Domodedovo, demikian laporan wartawan Antara biro Lampung, Triono Subagyo.

Banyak juga pendatang yang memang timnya tak lolos ke putaran final. Mereka ingin menyaksikan laga terutama negara atau tim favorit bahkan ada yang ingin menyaksikannya hingga usai.

Dalam perjalanan menggunakan pesawat dari Doha, Qatar ke Domodedovo, Rusia terdapat sejumlah pendukung dari beberapa negara berbeda. Mereka terlihat dari atribut yang dikenakan serta warna kulitnya.

Mereka umumnya datang secara berkelompok. Dari Argentina misalnya, mereka selain membawa bendera kebangsaan yang diikatkan di leher juga mengenakan seragam tim nasionalnya, dan rata-rata bernomor punggung 10 bertuliskan "Messi".

Di dalam pesawat pun mereka sempat bertepuk-tepuk khas sebagai suporter, mana kala pesawat mendarat sehingga mendapat perhatian penumpang lainnya, namun semua berjalan lancar karena tidak membuat kegaduhan.

Sementara mereka yang dari daratan Afrika meski tak membuat gerakan atau bersuara,namun mereka tampak mencolok dengan atribut pakaian yang dikenakan karena warnanya yang cukup cerah.

Ketika para penumpang turun dari pesawat, pendukung Nigeria dan Brazil  saling sapa. Bersalaman bahkan saling berpelukan, meski tak saling mengerti bahasa yang diucapkan.

Dari salah satu suporter tersebut, Azees O Balogin yang berasal dari Nigeria mengatakan sudah jauh hari menyiapkan uang untuk membeli tiket pesawat, penginapan dan tiket pertandingan, selain untuk menonton dan mendukung tim negaranya, juga ingin melihat langsung pemain favoritnya yakni Mesut Ozil asal Jerman.

Dengan bahasa Inggris yang terbata-bata, dan sesekali menuliskan di atas kertas tentang apa yang dimaksud, Azees mengatakan sepak bola menyatukan beragam orang dari berbagai negara.

Azees pun terdiam sejenak ketika turun dari pesawat dan memasuki arena bandara, terlihat beragam tulisan dengan aksara Rusia dan sebagian besar diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris--yang menjadi petunjuk bagi pendatang yang tak mengerti arti dari aksara Rusia itu.

Sebagian dari mereka segera mencari tempat penukaran uang. Di area bandara cukup kesulitan karena tidak ada tulisan "money changer". Petunjuk satu-satunya adalah melihat sekelompok orang mengantre sambil memegang uang yang akan ditukarkan.

Ketika ke luar bandara dan mencari taksi, pun terkendala dengan bahasa. Selain itu untuk memesan taksi sebagian besar harus menggunakan aplikasi melalui telepon seluler yang menggunakan aksara Rusia.

Sementara bagi pendatang yang kreatif telah menyiapkan pemandu--orang asal negaranya yang tinggal di Rusia, jauh hari sudah menghubunginya untuk membantu selama di Rusia.

Sebenarnya cukup banyak taksi serta ada kereta listrik untuk mengantarkan ke pusat kota. Kembali, sebagian besar menggunakan aksara Rusia yang membingungkan para pendatang. Ketika bertanya ke sejumlah orang, mereka pun menjawab menggunakan bahasa lokal.

Begitu pula ketika memasuki stasiun kereta. Petunjuk arah dan tujuan kereta pun ditulis menggunakan aksara Rusia. Bagi pendatang yang menggunakan transportasi murah dan nyaman itu pun harus jeli dan berani bertanya ke petugas, dan kadang harus menjelaskan atau menuliskan tujuan utamanya, yang nanti akan ditunjukkan di stasiun mana harus turun.

Sementara itu, Piala Dunia oleh sebagian warga Rusia dianggap berkah, namun ada pula yang menyikapi sebaliknya karena menimbulkan kepadatan serta kemacetan di jalan raya.

Salah seorang sopir taksi Sergey yang sedikit mengerti bahasa Inggris mengatakan, adanya Piala Dunia membuat pendapatannya berkurang karena jalur yang harus ditempuh kerap terjebak kepadatan.

Disinggung semestinya pendapatannya meningkat karena banyak orang yang kemungkinan akan menggunakan taksi, ia mengatakan para pendatang itu tidak bisa mengaplikasikan telepon seluler menggunakan bahasa Rusia. Sedangkan jarang sekali calon penumpang yang langsung memesan dengan biaya atas kesepakatan.

Baginya, dengan banyaknya pengunjung di Piala Dunia, ibarat memancing di tengah lautan yang banyak ikannya, hanya menunggu umpan disambar, alias hanya menanti manakala ada calon penumpang masuk dalam pemesenan lewat aplikasi yang tertangkap ponselnya.

Namun, dibalik "kesulitan" aksara dan bahasa Rusia, semua petugas nampak ingin sekali menyukseskan perhelatan akbar di negaranya. Petugas di stasiun tak segan mengantarkan dan membantu menempelkan kartu ke pintu masuk bagi warga mengenakan identitas Piala Dunia.

Saat melakukan pemeriksaan tas bawaan calon penumpang di stasiun kereta, namun ketika petugas  menemukan atribut terakreditasi dari FIFA, ia dengan bergegas mempersilakan untuk masuk tanpa diperiksa secara teliti lagi, sambil sedikit tersenyum.

Begitu pula di seputar stadion meski penjagaannya ketat, tetapi ketika mereka memiliki atribut serta akreditasi dari FIFA sangat diperlancar meski harus diperiksa semua barang bawaan guna menghindari kemungkinan buruk yang terjadi.

Kini, tinggal menanti pembukaan yang tinggal menghitung putaran jarum jam. Di Rusia, Piala Dunia 2018 digelar, semua ingin berjalan lancar. Semoga!