Washington (Antara/Reuters) - Mantan pejabat Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat ditangkap pada akhir pekan ini karena diduga membelot ke China dengan memata-matai negaranya, kata Departemen Kehakiman setempat pada Senin.
Biro Investigasi Federal (FBI) menangkap Ron Rockwell Hansen, pria berusia 58 tahun, pada Sabtu saat berada dalam perjalanan menuju bandar udara internasional Tacoma di Seattle. Dia dijadwalkan terbang ke China.
Departemen Kehakiman menuding Hansen berupaya mengirim informasi pertahanan nasional kepada China dengan imbalan "ratusan ribu dolar AS". Bersamaan dengan itu, dia secara gelap bertindak sebagai agen bagi pemerintah di Beijing.
Sementara itu, di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying mengaku tidak mengetahui perkara tersebut.
"Namun, tentu saja akhir-akhir ini banyak persoalan yang muncul antara China dengan Amerika Serikat. Kami berpendapat bahwa China dan Amerika Serikat adalah dua negara besar yang seharusnya lebih banyak memperkuat kerja sama dan rasa saling percaya," kata Hua kepada wartawan.
Hansen adalah tokoh terbaru dalam gelombang penangkapan terhadap para mantan pejabat intelijen Amerika Serikat terkait dugaan pembelotan dengan menjadi mata-mata China.
Pada awal tahun ini, mantan petugas CIA Jerry Chun Shing Lee didakwa berkonspirasi untuk mengumpulkan dan mengirimkan informasi pertahanan nasional kepada China.
Selain itu, mantan pegawai intelijen Amerika Serikat bernama Kevin Mallory kini tengah menjalani pengadilan di Virginia, juga karena diduga menjual informasi rahasia kepada Beijing.
Dalam kasus baru yang diumumkan pada Senin, kejaksaan mengatakan bahwa Hansen menguasai dengan lancar bahasa Mandarin dan Rusia.
Dia menjabat sebagai petugas jaringan para agen di Badan Intelijen Pertahanan dan pada saat bersamaan aktif di militer pada 2000-2006. Dia kemudian meneruskan jalur karirnya sebagai karyawan sipil dan sebagai pegawai kontrak.
Hansen juga memegang akses terhadap rahasia tinggi negara selama bertahun-tahun.
Pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa di antara tahun 2013 sampai 2017, Hansen terbang pulang pergi ke China untuk menghadiri berbagai macam konferensi sekaligus memberikan informasi yang didapatnya kepada badan intelijen China.
Penerjemah : GM.N.Lintang/B. Soekapdjo
Berita Terkait
ANRI minta 2.700 berkas RI tahun 1965 dari AS
Jumat, 17 November 2023 12:41 Wib
Dirkamtib Ditjen Pemasyarakatan beri penguatan intelijen pemasyarakatan
Selasa, 31 Oktober 2023 18:54 Wib
Pengamat intelijen sebut netralitas TNI wujud profesional di tengah pemilu
Kamis, 5 Oktober 2023 8:06 Wib
Jokowi: Informasi intelijen jadi "makanan" sehari-hari
Selasa, 19 September 2023 8:36 Wib
Kejagung periksa Kasi Intelijen Bea Cukai Soetta terkait kasus korupsi komoditi emas
Selasa, 30 Mei 2023 5:24 Wib
Pengamat intelijen: Resepsi putra Presiden perlu kewaspadaan tinggi
Rabu, 7 Desember 2022 19:15 Wib
Perwira militer AL Indonesia ikuti latihan intelijen maritim bersama AS
Kamis, 1 September 2022 9:33 Wib
Rusia tuduh Dinas Intelijen Ukraina berada di balik pembunuhan Darya Dugina, puteri tokoh ultranasionalis
Selasa, 23 Agustus 2022 5:27 Wib