Pabrik asal Indonesia dituding lakukan kekerasan

id Pabrik asal Indonesia dituding lakukan kekerasan,pelecehan seksual

Pabrik asal Indonesia dituding lakukan kekerasan

Ilustrasi (www.tes.com)

Kuala Lumpur/London  (Antara/Reuters) - Perempuan buruh pabrik di beberapa negara Asia, termasuk Indonesia, yang mengerjakan pakaian bagi raksasa retail global Walmart beresiko tinggi menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual, kata sejumlah lembaga pembela hak asasi manusia pada Jumat.

Berdasarkan wawancara terhadap sekitar 250 buruh di 60 pabrik pemasok Walmart yang tersebar di Indonesia, Bangladesh, dan Kamboja, koalisi lembaga donor itu mengatakan bahwa para perempuan "secara sistemik mengalami kekerasan" dan ketakutan jika melaporkan pelanggaran yang mereka alami.

Koalisi yang sama melakukan investigasi selama lebih dari enam tahun sebagai bagian dari upaya untuk memaksa perusahaan-perusahaan Barat agar memperbaiki keamanan kerja dalam rantai pasokan mereka.

Walmat, sebuah jaringan retail yang mempunyai 11.000 toko di hampir 30 negara, mengaku tengah memeriksa temuan terbaru ini.

"Pengakuan para buruh ini sangat mengkhawatirkan dan kami akan menyelidiki tudingan ini dengan seksama," kata seorang juru bicara Walmart.

Temuan dari koalisi pembela HAM menunjukkan adanya meluasnya praktik pelecehan seksual dan kekerasan fisik seperti tamparan dan ancaman jika para buruh menolak pelecehan seksual dari atasan mereka.

"Ini adalah persoalan urgen yang sangat serius," kata Anannya hattacharjee, darilembaga Asia Floor Wage Alliance yang tergabung dalam koalisi.

"Yang dilihat banyak orang hanyalah mode pakaian yang murah dan menarik. Tidak ada yang tahu mengenai kekerasan terhadap perempuan yang dilakukan di dalam rantai pasokan," kata dia.

Koalisi yang terdiri dari lima lembaga ini mengatakan dalam sebuah laporan setebal 43 halaman bahwa insiden yang mereka catat hanyalah puncak dari gunung es. Stigma dari masyarakat dan resiko tindakan balasan membuat banyak perempuan memilih untuk diam.

"Persoalan semakin sulit karena perempuan tidak ingin melaporkan apa yang mereka alami. Bagaimana mereka bisa mengharap pertolongan dari serikat buruh jika pemimpin serikat kebanyakan laki-laki?" kata Khun Taro dari lembaga Center for Alliance of Labour and Human Rights yang berkantor di Phnom Penh.

"Tidak ada mekanisme hukum bagi mereka untuk melaporkan keluhan," kata dia.

Bhattacharjee mengatakan bahwa Walmart dipilih menjadi objek penelitian karena melibatkan pemasok dari berbagai belahan dunia dan berharap perusahaan itu bisa membentuk sebuah sistem yang efektif menghapus praktik kekerasan terhadap buruh perempuan.

 Pihak koalisi bahkan menuduh bahwa tekanan dan pelecehan yang dihadapi oleh perempuan buruh dalam studi mereka sudah mendekati level kerja paksa.

Asia menyumbang setengah dari total 443 miliar dolar AS dalam ekspor pakaian global pada 2016. Indonesia, Bangladesh, Vietnam, India, Hong Kong, dan Kamboja menjadi pemain utama, demikian data dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menunjukkan.

Penerjemah : GM.N.Lintang/A/M. Anthoni