Batik mendapat apresiasi warga Inggris sebagai karya seni

id apresiasi batik,apresiasi warga inggris,kelas membatik,kbri london

Batik mendapat apresiasi warga Inggris sebagai karya seni

Sebanyak 50 warga Inggris mengikuti kelas membatik di KBRI London pada 20-21 April 2018 (Foto: Zeynita Gibbons)

Ada ikatan emosional yang pasti tercipta setiap kali membatik, ujar Quoriena
London (Antaranews Lampung) - Batik mendapat apresiasi warga Inggris sebagai karya seni sebagai lukisan, hal ini terungkap saat mereka mengikuti kelas membatik yang diadakan dalam rangkaian pameran "Nusawastra Silang Budaya: Indonesian textiles at the Crossroad of Culture"  yang diadakan di KBRI London selama dua hari  20-21 April.

Sekitar 50 warga Inggris mendaftarkan diri  mengikuti demo batik yang dipandu Siti Maimona dan Adita Ningsih atau yang akrab disapa Mai dan Dita, pengrajin batik asal Madura.

Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI London Okky Diane Palma kepada Antara London, Minggu mengatakan sebelum acara kelas membatik Siti Maimona dan Adita Ningsih memperkenalkan bahan-bahan yang digunakan untuk membatik mengunakan bahan alami seperti jelaweh, manggis, munduh kulit mengkudu, secang, dan tunjung untuk menciptakan warna merah, biru, kuning, dan indigo.

Disampaikan  bahan alami lainnya seperti gula aren, tawas, dan kapur juga dapat digunakan untuk mengikat warna, melekatkan warna, serta membuat warna tampak lebih pekat.

Seorang peserta yang tinggal di London mengaku baru kali ini ia diperkenalkan dengan bahan alami khas Indonesia  menjadi sumber pewarnaan batik Madura.

"Saya pernah mewarnai tekstil, tapi menggunakan bahan kimia," ujarnya sambil tekun mendengarkan penjelasan proses membatik lebih lanjut.

Sementara itu kolektor wastra Indonesia dan penulis buku Nusawastra Silang Budaya Quoriena Ginting mengakui ada ikatan emosional yang pasti tercipta setiap kali membatik.

"Bila ingin membatik harus dalam suasana senang dan  berpikiran bersih serta jernih karena akan terlihat hasilnya di kain. Kalau secara emosi tidak pas," ujarnya.

Meski prosesnya cukup rumit, apalagi hampir semua peserta baru pertama kali mengenal teknik batik, tapi banyak yang langsung luwes juga, puji Dita.

Biasanya, kain putih  digunakan untuk membatik harus dicelup dulu ke dalam cairan campuran minyak camplong dan abu tomang (abu sisa kayu bakar). Proses ini berfungsi  melembutkan dan mengharumkan kain sehingga memudahkan proses membatik, terutama pada saat pengikatan warna. "Semua alat dan kain sudah disiapkan dan bahkan sudah ada gambar," tukas Mai.

Batik Madura khususnya dibuat melalui proses yang cukup panjang. Tidak heran jika harga batik tidaklah murah. "Saya jadi tahu kalau  menghasilkan satu kain batik multiwarna perlu waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun," komentar salah seorang peserta yang mendapat penjelasan tentang batik gentongan asal Madura dari Mai.

Pada peserta workshop sepakat batik merupakan sebuah karya seni. Seperti pelukis yang menggunakan cat dan kanvas, pebatik menggunakan malam dan kain sebagai medianya.

"Ada ikatan emosional yang pasti tercipta setiap kali membatik," ujar Quoriena Ginting yang merupakan kolektor wastra Indonesia.