"Renang merupakan 'makanan sehari-hari' bagi pasukan marinir maupun pelaut lainnya, karena menjadi dasar kompetensi mereka ketika masuk TNI Angkatan Laut," kata KSAL di Bakauheni, Lampung Selatan saat membuka lomba renang Selat Sunda, Jumat malam.
Ia mengatakan lomba renang dan lomba dayung melintasi Selat Sunda, tak hanya untuk pembuktian kemampuan individu tetapi juga kelompok.
Di sisi lain, Ade menjelaskan laut di Tanah Air memiliki potensi sumber daya yang cukup banyak sehingga harus dimanfaatkan dengan baik oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. "Potensi laut dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Pada acara itu hadir Dankomar Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono, pejabat lain di lingkungan TNI AL, anggota DPR RI, Kapolda Lampung Irjen Suntana, dan pejabat Fokompimda lainnya.
Peserta, memulai pertandingan pada Jumat sekitar pukul 21.30 WIB dan diperkirakan finis sekitar pukul 09.00-11.00 WIB pada Sabtu (3/3). Sebanyak 300 peserta renang berasal dari berbagai kesatuan Korps Marinir, dan umum (terbatas/seleksi). Lomba renang terbagi dalam dua gelombang dengan selisih waktu 10 menit.
Selain itu, kegiatan lain dalam rangka HUT-ke 72 Korps Marinir berupa lomba dayung melintasi Selat Sunda, dengan peserta sebanyak 576 pendayung terbagi atas 72 tim. "Masing-masing tim terdiri atas delapan atlet, dan pesertanya juga sebagian besar marinir," ujarnya.
Hadiah untuk juara pertama berenang melintasi Selat Sunda berupa piala, sertifikat, dan mobil. Juara kedua piala, sertifikat, dan mobil, sedangkan juara ketiga piala, sertifikat, dan sepeda motor.
Sementara juara pertama untuk lomba dayung mendapatkan piala, sertifikat, dan uang pembinaan sebesar Rp100 juta. Juara kedua piala, sertifikat, dan uang pembinaan Rp75 juta, serta juara ketiga memperoleh piala, sertifikat, dan uang senilai Rp50 juta.
