Media : AS seharusnya belajar HAM dari China

id seniata, kekerasan di AS, penembakan di AS

Media : AS seharusnya belajar HAM dari China

Ilustrasi(ist)

Shanghai (Antara/Reuters) - Koran milik pemerintah China, "Global Times", Jumat, dalam tajuknya menulis, Amerika Serikat harus belajar dari China dan bersungguh-sungguh melindungi hak asasi manusia dengan membatasi kepemilikan senjata.


Tajuk di surat kabar tersebut diterbitkan setelah pembantaian di sekolah menengah di Florida pada minggu lalu, yang mengakibatkan 17 siswa dan petugas terbunuh.


Peristiwa itu menghidupkan kembali perbantahan lama tentang pengendalian senjata di Amerika Serikat.


"Washington menuduh negara lain mengenai hak asasi manusia. Namun, lebih banyak orang Amerika Serikat tewas akibat tembakan senjata api di negaranya sendiri daripada tentara mereka tewas dalam seluruh perang AS," kata "Global Times".


"Kepemilikan senjata di China diatur secara ketat, yang membantu mengurangi kejahatan dan kematian terkait senjata api. Amerika harus belajar dari China dan benar-benar melindungi HAM," katanya.


Hak asasi manusia telah lama menjadi sumber ketegangan di antara dua ekonomi terbesar di dunia itu, terutama sejak 1989 ketika AS menjatuhkan sanksi kepada China setelah kekerasan berdarah terhadap pengunjuk rasa pendukung demokrasi di sekitar Lapangan Tiananmen, Beijing.


China menolak kritik terhadap catatan hak asasinya dan berkilah dengan menunjukkan keberhasilannya dalam membantu jutaan orang terlepas dari kemiskinan, serta secara teratur mencoba untuk mengalihkan isu tersebut dengan meminta perhatian pada masalah para kritikus tersebut sendiri.


Namun, Partai Komunis berkuasa tidak memiliki perbedaan pendapat politik dan pemerintahan Presiden Xi Jinping melakukan tindakan keras terhadap pengacara dan pegiat hak asasi.


"Global Times", gerai berita dijalankan badan propaganda puncak Partai Komunis, "People's Daily", menyebut tidak manusiawi menutup mata terhadap kekerasan senjata setelah penembakan di "Florida's Marjory Stoneman Douglas High School".


Kekerasan senjata jarang terjadi di China karena kepemilikan senjata pribadi dibatasi.


"AS tidak memiliki pilihan lain selain menerapkan pengendalian senjata. Hak hidup adalah hak asasi paling mendasar. Hak memiliki senjata tidak dapat mengalahkan hak seseorang untuk hidup," demikian tajuk "Global".