Iran : AS dukung pasukan baru di Suriah akan picu perang

id Perang Irak dan Suriah, Gerilyawan Kurdi

Iran : AS dukung pasukan baru di Suriah akan picu perang

Militer Suriah secara penuh merebut kembali Sakan Shababi, atau unit perumahan pemuda, di Aleppo Timur (almasdarnews.com)

London  (Antara/Reuters) - Presiden Iran Hassan Rouhani pada Selasa mengatakan bahwa kekuatan baru didukung Amerika Serikat, pasukan berkekuatan 30 ribu prajurit, di dalam Suriah adalah pelanggaran hukum internasional dan kedaulatan Suriah.
        
Iran bergabung dengan Suriah, Turki dan Rusia dalam menegur keras rencana tersebut.
        
Pada Minggu, sekutu pimpinan Amerika Serikat mengatakan bekerja dengan sekutu petempur Suriah, Pasukan Demokratik Suriah, yang bermarkas di Kurdi, untuk membentuk kekuatan, yang akan bergerak di sepanjang perbatasan dengan Turki dan Irak, juga di dalam Suriah.
        
Presiden Suriah Bashar al-Assad menanggapinya dengan bersumpah untuk menghancurkan pasukan baru tersebut dan mengusir pasukan Amerika Serikat dari Suriah.
        
Sekutu kuat Suriah, Rusia, menyebut rencana tersebut untuk menghancurkan Suriah dan menempatkan sebagian darinya di bawah kendali Amerika Serikat. Turki menggambarkan kekuatan tersebut sebagai "tentara teror".
        
"Rencana baru itu, yang disusun Amerika Serikat untuk Suriah, adalah pelanggaran hukum internasional dan sebuah rencana yang melawan kedaulatan dan keamanan Suriah dan wilayahnya," kata Rouhani seperti dikutip media pemerintah dalam pertemuan dengan ketua parlemen Suriah Hammouda Youssef Sabbagh.
        
Sabbagh berada di Teheran untuk konferensi para ketua parlemen.
        
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi mengatakan pada Selasa sebelumnya bahwa pasukan yang didukung Amerika Serikat yang direncanakan di Suriah akan "menumbuhkan api perang" dan meningkatkan ketegangan.
        
"Pengumuman Amerika Serikat tentang kekuatan perbatasan baru di Suriah merupakan campur tangan yang jelas dalam urusan internal negara ini," kata Qasemi seperti dikutip oleh kantor berita IRNA.
        
Qasemi mendesak semua pasukan Amerika Serikat untuk segera meninggalkan Suriah.
        
Pada 22 Desember 2017, Panglima Komando Sentral AS Jenderal Joseph votel mengumumkan mereka akan membentuk pasukan perbatasan di Suriah.
        
Sebanyak 400 gerilyawan "yang dilatih oleh AS sebagai penjaga perbatasan" akan membentuk apa yang mereka namakan "Tentara Utara" di Suriah, demikian laporan media Turki.
        
Turki dan AS sejak lama terlibat percekcokan mengenai dukungan AS untuk petempur Kurdi Suriah.

Penerjemah : GNC Aryani/B Soekapdjo