Penerbang pesawat tempur itu kini menjabat KSAU

id yuyu sutisna jabat ksau, marsekal yuyu sutisna, marsekal hadi tjahjanto,

Penerbang pesawat tempur itu kini menjabat KSAU

Marsekal Yuyu Sutisna, Rabu (17/1) dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Foto: Net)

Yuyu juga meraih predikat lulusan terbaik pada pendidikan Sesko TNI AU pada 2010 serta pada pendidikan PPSA Angkatan XIX pada 2013
Jakarta (Antaranews Lampung) - Yuyu Sutisna, penerbang pesawat tempur F5/F II di Skuadron Udara 14 Lanud Iswahyudi, Madiun Jawa Timur, Jawa Timur, kini menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) dan akan menyandang pangka Marsekal.

Yuyu Sutisna, yang sebelum dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai KSAU di Istana Negara pada Rabu (17/1) pagi menjabat sebagai Wakil KSAU dengan pangkat Marsekal Madya. Yuyu Sutisna menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang menjabat sebagai Panglima TNI pada 8 Desember 2017.

Yuyu pun langsung mendapat kenaikan pangkat setelah dilantik menjadi Marsekal (bintang empat). Kenaikan pangkat Yuyu berdasarkan Keppres  Nomor 3/TNI 2018 tanggal 17 Januari 2018 tentang Kenaikan Pangkat dalam Golongan Perwira Tinggi kepada Marsekal Madya Yuyu Sutisna jadi Marsekal TNI, yang ditandatangani  oleh Presiden Jokowi.

Kenaikan pangkat yang diterima Marsekal TNI Yuyu Sutisna merupakan kenaikan pangkat tercepat dalam sejarah militer Indonesia.

Jabatan KSAU ini sempat mengalami kekosongan hingga satu bulan lebih, namun kekosongan ini dihandle langsung oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang merangkap sebagai KSAU.

Pria lulusan Akademi TNI Angkatan Udara (AAU) 1986 atau seangkatan dengan Marsekal Hadi Tjahjanto ini lahir di Cicalengka, Bandung, Jawa Barat, pada 10 Juni 1962 atau berusia 55 tahun.

Kariernya sebagai penerbang Tempur F-5 Tiger hingga puncak jabatan sebagai Komandan Skadron Udara 14, diraihnya di Lanud Iswahjudi. Pada tahun 2001 yang lalu, Yuyu "Lion" Sutisna meraih Badge 2.000 jam terbang dengan Pesawat F-5 Tiger II. Sebelum menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 14, suami dari Ny Ayuning Dewanti ini pernah menjabat Perwira Penerbang di Skadron Udara (Skadud) 14 Wing 3 Lanud Iswahjudi; instruktur penerbang Lanud Adi Sutjipto, Yogyakarta; Komandan Flyght Ops A Skadud 14 Lanud Iswahjudi serta Komandan Skadud 14 Wing 3 Lanud Iswahjudi.

Kemudian, ayah dari Nadya Afiefa Putri, Hafiz Prasetia Akbar dan Annisa Elysia Pramesti ini juga pernah menjabat Pabandya Ops Kepala Staf Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), Atase Pertahanan RI di Washington DC, Amerika Serikat; Sisten Operasi (Asops) Kaskohanudnas (2010); Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosekhanudnas) III, Medan (2012); serta Komandan Lanud Iswahjudi (2012).

Karier Yuyu Sutisna semakin melejit, pada 2014 ia dipercaya mengemban amanat sebagai Kepala Staf Koopsau II, Wakil Asisten Operasi Kasau, Staf Khussus Kasau, dan menjabat sebagai Panglima Komando Operasi AU I pada 2015. Kemudian, pada 2017 Yuyu dipercaya menjabat sebagai Panglima Kohanudnas dan Wakil Kepala Staf TNI AU pada saat ini.

Yuyu juga meraih predikat lulusan terbaik pada pendidikan Sesko TNI AU pada 2010 serta pada pendidikan PPSA Angkatan XIX pada 2013.

Yuyu sempat disebut-sebut akan menjadi KSAU saat Marsekal Hadi Tjahjanto dilantik menjadi Panglima TNI oleh Presiden Jokowi, beberapa waktu lalu karena keduanya merupakan satu angkatan, yakni angkatan 1986.

Sementara itu, pengamat militer Susaningtyas Kertopati meyakini Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna akan mampu menjadi mitra yang baik bagi Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

Namun, Nuning, sapaan Susaningtyas Kertopati, mengingatkan tentang perlunya membangun konsep "network centric operation" seperti yang pernah diungkapkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

"Saya rasa, ini pilihan tepat. Marsekal Yuyu sebelumnya adalah Wakil KSAU mendampingi Pak Hadi sebelum menjadi Panglima TNI. Tentu dia akan menjadi mitra kerja yang baik bagi Panglima TNI. Apalagi, yang bersangkutan satu angkatan dengan Panglima TNI, yakni angkatan 1986," kata mantan anggota Komisi I DPR RI ini.

Menurut dia, pengalaman Marsekal Yuyu dalam menjaga kedaulatan dirgantara RI juga mumpuni. KSAU yang baru harus pandai mengimplementasikan janji Panglima TNI saat uji kepatutan dan kelayakan di Komisi I DPR bahwa TNI akan melaksanakan "network centric operation".

TNI AU, kata dia, memiliki cara pandang bahwa ruang udara memiliki nilai yang sangat penting dalam mendukung program pembangunan yang sedang dijalankan pemerintah. Nilai yang paling penting adalah nilai ekonomis, sehingga pola gelar TNI AU mengutamakan daerah depan, yaitu Kepulauan Natuna, Tarakan, Morotai, Biak, Merauke, dan Kupang.

Dengan demikian, lanjut Nuning, TNI akan mampu mengawasi ruang udara dan wilayah yang ada di bawahnya, mulai dari zona ekonomi eksklusif (ZEE). Kemampuan yang akan ditingkatkan adalah kemampuan penginderaan dan penindakan atas objek di udara dan objek di atas permukaan.

Menurut dia, TNI AU sudah memiliki konsep "netwrok centric operation" yang akan terus dibangun. Dengan konsep ini, bila TNI AU menemukan objek yang mencurigakan di kawasan perbatasan atau lautan, maka informasi itu akan dibagi ke TNI AL dan TNI AD. Dengan demikian, mereka bisa bersama-sama melakukan tindakan dengan tepat.

Ia menambahkan, jika TNI AU konsisten dengan konsep "network centric operation" itu, maka langkah awal adalah mulai menggeser kekuatan tempur utama TNI AU di wilayah perbatasan.

Hal itu mengingat jarak jelajah pesawat TNI AU sangat ditentukan dari mana pangkalan awalnya untuk airborne, tutur Nuning seraya berharap dengan kepemimpinan Marsekal TNI Yuyu Sutisna, TNI AU akan semakin baik.