NTP Lampung Naik 0,23 Persen

id ntp lampung, bps lampung

NTP Lampung Naik 0,23 Persen

Ilustrasi petani padi (ist)

Naiknya NTP itu akibat semakin kuatnya tingkat kemampuan dan daya beli petani
Bandarlampung (Antaranews Lampung) - Nilai Tukar Petani (NTP) Lampung secara gabungan pada Desember 2017 sebesar 107,35 atau mengalami kenaikan 0,23 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

"Naiknya NTP itu akibat semakin kuatnya tingkat kemampuan dan daya beli petani," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, Yeane Irmaningrum, di Bandarlampung, Sabtu (13/1).

Ia menjelaskan, secara keseluruhan NTP Lampung pada Desember 2017 untuk masing-masing subsektor tercatat sebesar 112,38 untuk padi dan palawija, untuk hotukultura 95,10, tanaman perkebunan rakyat 98,66, peternakan 115,12 dan 100,78 perikanan tangkap serta perikanan budi daya tercatat 94,68. Sedangkan, NTP provinsi atau gabungan tercatat sebesar 107,35.

Menurutnya, beberapa komoditas mengalami penurunan harga, antara lain pada komoditas subsektor perkebunan, subsektor peternakan, dan subsektor perikanan tangkap, seperti pada komoditas kelapa, kakao, sapi, dan beberapa jenis ikan tangkap.

Yeane menjelaskan, untuk subsektor pertanian tanaman pangan, hortikultura, dan perikanan budi daya mengalami kenaikan harga antara lain pada komoditas gabah, ketela pohon/ubi katyu, cabai merah, dan beberapa jenis ikan budi daya.

"Sebagian subsektor mengalami penurunan NTP pada Desember 2017, kecuali tanaman pangan, hortikultura, dan perikanan budi daya," ujarnya.

Kepala BPS Lampung menjelaskan secara rinci subsektor pertanian tanaman pangan (1,02 persen), tanaman hortikultura (0,76 persen), tanaman perkebunan rakyat (minus 0,12 persen), peternakan (minus 0,65 persen) perikanan tangkap (minus 0,33), dan subsektor perikanan budi daya (0,12 persen).

Menurutnya dari 33 provinsi yang diamati perkembangan harganya pada Desember 2017, kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Barat dengan peningkatan 0,99 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Gorontalo yang turun sebesar 1,05 persen.

NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indiktaor untuk melihat tingkat kemampuan daya beli petani di perdesaan.

NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi, semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan dan daya beli.