Sutherland Springs, Texas (Antara/Reuters) - Pria yang melakukan salah satu penembakkan massal paling maut di Amerika Serikat bisa membeli senjata api secara legal karena kelalaian Angkatan Udara AS, menurut sejumlah pejabat.
Kelalaian yang dimaksud adalah bahwa Angkatan Udara tidak pernah memasukkan informasi soal hukuman yang sebelumnya pernah diterima Devin Kelley ke dalam bank data Biro Investigasi Federal (FBI), yang digunakan untuk memeriksa latar belakang calon pembeli senjata.
Devin Kelly adalah pelaku penembakan massal di sebuah gereja di daerah pedesaan Texas bagian tenggara hingga menewaskan 26 orang pada Minggu.
Saat berdinas di Angkatan Udara pada 2012, Kelly dijatuhi hukuman oleh mahkamah militer karena melakukan kekerasan dalam rumah tangga, yaitu menyerang istri pertamanya dan putra tirinya, menurut Pentagon.
Penembakan oleh Kelly pada Minggu merupakan serangan paling maut kelima dalam sejarah AS yang dilakukan oleh penembak tunggal.
Pihak berwenang mengatakan korban tewas dalam serangan di gereja itu mencapai 26 orang, termasuk satu bayi dalam kandungan seorang perempuan, yang juga terbunuh.
Angkatan Udara mengatakan pihaknya telah gagal menyampaikan informasi soal hukuman yang diterima Kelly ke sistem Pusat Informasi Kejahatan Nasional.
Sistem tersebut merupakan suatu bank data milik pemerintah AS yang digunakan oleh para pedagang senjata api berizin untuk memeriksa latar belakang kejahatan para calon pembeli senjata.
Para korban yang tewas dalam serangan Minggu berusia antara 19 bulan hingga 77 tahun. Sebanyak 20 orang lainnya mengalami luka, yang 10 di antaranya hingga Senin malam masih berada dalam kondisi kritis, kata sejumlah pejabat.
Kelly tewas akibat terluka karena tembakan sendiri dalam mobilnya saat ia kabur.
Di dalam kendaraan itu, pihak berwenang menemukan dua pistol, kata Freeman Martin, juru bicara Departemen Keselamatan Masyarakat, pada jumpa pers, Senin.
Kelly juga mengalami luka karena tembakan yang dikeluarkan oleh seorang warga. Ketika mendengar suara tembakan, warga tersebut langsung mengambil senjata miliknya, lari menuju gereja dan menembak Kelly ketika pria berusia 26 tahun itu berusaha kabur.
Dalam lawatannya di Asia, Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada para wartawan bahwa ia yakin peninjauan lebih ketat atas pembelian senjata tidak akan berdampak pada penembakkan massal di Texas itu.
Antara/Reuters
Tia Mutiasari
Berita Terkait
Di tengah peperangan, gereja di Tepi Barat rayakan Paskah secara tenang
Senin, 1 April 2024 10:23 Wib
Pekabaran Injil jadi momentum perubahan misi gereja di Papua
Senin, 5 Februari 2024 18:07 Wib
Kampanye hari ke-48, paslon kunjungi ulama dan gereja
Senin, 15 Januari 2024 8:02 Wib
Mahfud kunjungi Gereja Katolik Santa Maria
Kamis, 11 Januari 2024 6:26 Wib
Hadiri silaturahmi Gereja Katolik, Wahdi imbau jaga kerukunan
Selasa, 26 Desember 2023 14:45 Wib
PLN Lampung pastikan sistem kelistrikan aman saat Natal
Senin, 25 Desember 2023 13:01 Wib
Suasana Misa malam Natal 2023 di Gereja Katedral
Senin, 25 Desember 2023 12:23 Wib
"Damai dan Suka Cita" jadi pesan Natal di Lampung
Senin, 25 Desember 2023 10:20 Wib