Film Pendek "a Letter For Mommy" Diputar Terbatas

id chiko-jerico

Film Pendek "a Letter For Mommy" Diputar Terbatas

Salah satu capture adegan dalam film A Letter for Mommy /Foto:Ist)

...Akses pemutaran film pendek memang hanya melalui festival, karena Lampung tidak ada festival film, `A Letter For Mommy` kami putar secara terbatas, kata Iin...
Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Film terbaru yang diproduseri oleh Zivafilm dan Komunitas Dongeng Dakocan, "A Letter For Mommy", siap diputar secara terbatas di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Lampung, Minggu (10/9), mulai pukul 15.00 WIB.

Pemutaran film ini merupakan yang pertama dan terakhir di wilayah Lampung, karena setelah itu, film itu akan memulai perjalanannya berkeliling beberapa festival.

"Akses pemutaran film pendek memang hanya melalui festival, karena Lampung tidak ada festival film, `A Letter For Mommy` kami putar secara terbatas," kata Iin Muthmainnah, salah satu produser film tersebut, di Bandaralampung, Sabtu.

Iin menyebutkan pemutaran ini merupakan pemutaran di kampung halaman tempat film ini dibuat, sehingga akan dibuat dengan maksimal. "Kami upayakan penonton akan mendapat kenyamanan menonton seperti di bioskop, makanya kami pilih gedung teater tertutup, karena akustiknya paling mendukung," kata dia.

Pemutaran "A Letter For Mommy" akan dihadiri oleh seluruh kru, termasuk sutradara dan penulis naskah film, Aji Aditya, saat ini sudah menetap di Jakarta. Namun, pemeran utama sekaligus produser, Chicco Jerikho, tidak dapat hadir karena sedang menjalani syuting film terbarunya.

"A Letter For Mommy" adalah film pendek kelima sutradara Aji Aditya, dan kolaborasi keduanya dengan Komunitas Dongeng Dakocan. Film ini mengambil lokasi syuting di Pulau Pahawang, Lampung, dan menceritakan tentang hubungan ayah dan anak yang indah sekaligus mengharukan. Pemeran utama film ini adalah Chicco Jerikho dan pemain bola U-13 asal Lampung, Aryo Imaduddin Dzaky.

"Ini film takdir, semua yang mendukung film ini tidak ada yang dibayar. Semuanya mendukung karena suka dengan ceritanya, dan bersemangat untuk membuat cerita ini sampai kepada semua orang," kata Aji Aditia.

Selain Chicco Jerikho, film ini juga didukung oleh sejumlah penggiat film independen dari Kota Bandung, dan pembuat film dari Jakarta. Beberapa nama yang ikut bergabung adalah DoP beberapa iklan televisi Ary M Subarkah, di pos penata kamera, editor film beberapa film festival (di antaranya ziarah, dan sejumlah film Garin Nugroho) Andhy Pulung, sebagai supervisor editing. Selain itu, ikut mendukung juga aktivis film independen asal Bandung, Teny Indah Susanti sebagai penata kostum, Fahmie Yanardi asisten sutradara. Sedangkan ilustrasi musik film dikerjakan oleh pemain music jaz independen "west java syndicate" YD Nafis.

"Anda harus menikmati musik ilustrasi yang dibuat YD Nafis, sangat atmosferik," kata Aji.

Sedangkan untuk soundtrack, film ini dibantu oleh musisi independen terdepan Lampung saat ini, Afternoon Talk, dan (tanpa diduga) oleh Koes Plus.

"Koes Plus memberikan lagu legendarisnya,`Buat Apa Susah", sebagai napas utama sekaligus tema film, sangat menyentuh dan membuat filmnya menjadi semakin kuat," katanya lagi.


(ANTARA)