Semenanjung Korea memanas, China gelar latihan militer

id China, Militer China, Semenanjung Korea, nuklir, rudal, misil

Semenanjung Korea memanas, China gelar latihan militer

J-20 adalah pesawat tempur tercanggih generasi kelima China (Xinhua/thebricspost.com)

Beijing (Antara/Reuters) - Angkatan Udara China telah melakukan latihan di dekat Semenanjung Korea, bersiap untuk mempertahankan diri dari serangan "kejutan" yang datang dari laut, seperti yang ditulis media pemerintah China.
        
Latihan tersebut digelar beberapa hari setelah Korea Utara melakukan uji coba nuklir keenam kalinya dan yang paling kuat hingga memicu kekhawatiran global bahwa negara terisolasi itu merencanakan lebih banyak pengujian senjata, yang kemungkinan berupa rudal jarak jauh.
        
Sebuah batalion pertahanan antipesawat mengadakan latihan pada Selasa pagi di dekat Laut Bohai, teluk terdalam di Laut Kuning yang memisahkan China dari semenanjung Korea, tulis sebuah situs resmi militer www.81.cn.
        
Pasukan dari satuan itu melakukan perjalanan ke lokasi dari China tengah sebelum segera memulai latihan untuk menangkis "serangan kejutan" dengan menyimulasikan pertempuran sesungguhnya.
        
"Kemampuan tanggap cepat pasukan dan tingkat pertempuran yang sebenarnya telah diuji secara efektif," tulis media tersebut.
        
Untuk pertama kalinya, beberapa senjata tertentu, yang tidak disebutkan jenisnya pada situs tersebut, telah digunakan untuk menembak jatuh sasaran terbang rendah yang datang dari laut, tulis www.81.cn tanpa menjelaskan lebih jauh.
        
Latihan tersebut tidak menargetkan tujuan atau negara tertentu, dan merupakan bagian dari rencana tahunan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan pasukan, kata Kementerian Pertahanan China di situsnya pada Rabu malam dalam sebuah tanggapan terhadap media.
        
Setelah berminggu-minggu ketegangan meningkat atas tindakan Korea Utara, Korea Selatan dan Amerika Serikat telah membahas penggelaran kapal induk dan pesawat pengebom strategis ke semenanjung Korea.


Antara/Reuters
Roy/T Mutiasari