Pestisida bahayakan kesehatan anak di areal pertanian

id Studi, pestisida, pertanian, sawah, padi, perkebunan

Pestisida bahayakan kesehatan anak di areal pertanian

Mentan panen padi di Lampung/file (ANTARA LAMPUNG/Agus Wira Sukarta)

San Francisco (Antara/Xinhua-OANA) - Satu studi baru oleh University of California, Berkeley, menyatakan bahan sulfur --pestisida yang paling banyak digunakan di California-- mungkin membahayakan kesehatan pernafasan anak yang tinggal di dekat pertanian yang menggunakan pestisida.
        
Studi tersebut, yang disiarkan pekan ini di jurnal Environmental Health Perspective, menetapkan hubungan antara unsur sulfur dan penurunan fungsi paru-paru, gejala lain terkait asma dan penggunaan obat asma yang lebih banyak pada anak-anak yang tinggal sekitar setengah mil, tepatnya 800 meter, atau kurang dari penggunaan unsur sulfur saat ini dibandingkan dengan anak-anak yang tak terpajan.
        
Penelitian itu dilakukan di masyarakat pertanian di Salinas Valley, sebelah selatan San Francisco Bay.
        
Unsur sulfur, yang biasanya dipandang aman buat lingkungan hidup dan kesehatan manusia oleh US Environmental Protection Agency (EPA), diisinkan untuk digunakan pada tanaman organik dan konvensional untuk mengendalikan jamur dan hama lain, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Bahan sulfur adalah pestisida pertanian yang paling banyak digunakan di California dan Eropa, kaca siaran pers dari UC Berkeley. Di California saja, lebih dari 21 juta kilogram bahan sulfur digunakan di pertanian pada 2013.
        
Namun, studi terdahulu telah memperlihatkan bahan sulfur adalah gangguan buat pernafasan buat pekerja pertanian yang terpajan. Dampak kimiawi pada warga, terutama anak-anak, yang tinggal di dekat lahan yang menggunakan bahan tersebut sebelumnya tidak dikaji meskipun penggunaannya luas dan potensi tersebar dari lahan tempat bahan itu digunakan.
        
Dalam studi pertama yang mengaitkan penggunaan sulfur di pertanian dengan gangguan pernafasan yang lebih buruk pada anak yang tinggal di dekat tempat tersebut, Rachel Raanan --mahasiswa pasca-sarjana UC Berkeley dan penulis utama studi itu, bersama rekannya meneliti fungsi paru-paru pada ratusan anak yang tinggal di dekat lahan tempat sulfur telah digunakan. Penelitian mereka menghasilkan temuan mengenai beberapa hubungan antara kesehatan pernafasan yang lebih buruk dan penggunaan bahan sulfur di dekat tempat tinggal mereka.
        
Di antara mereka, peningkatan 10-kali lipat pada perkiraan jumlah bahan sulfur yang digunakan dalam jarak satu kilometer dari tempat tinggal seorang anak selama rentang waktu satu tahun sampai pemeriksaan paru-paru berkaitan dengan 3,5-lipat peningkatan gangguan pada penggunaan obat asma dan peningkatan dua-lipat gangguan pada gejala pernafasan seperti bersin dan seksa nafas. Selain itu juga peningkatan 10-kali lipat pada jumlah sulfur yang digunakan selama 12 bulan sebelumnya dalam radius satu-kilometer dari tempat tinggal anak-anak berkaitan dengan rata-rata penurunan 143 milileter per detik jumlah maksimal udara yang dapat dikeluarkan secara paksa oleh anak yang berusia tujuh tahun.
        
Sebagai perbandingan, penelitian tersebut telah memperlihatkan pajaan terhadap asap rokok dari ibu perokok berkaitan dengan penurunan 101 mililiter udara yang dikeluarkan setelah anak terpajan selama lima tahun.
        
Penulis studi itu menyerukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi temuan tersebut dan kemungkinan perubahan peraturan serta metode penerapan guna membatasi dampak penggunaan sulfur terhadap kesehatan pernafasan.

Antara/Reuters
Chaidar