Pemerintah Berharap Meninggalnya Suporter Persib Kasus Terakhir

id menteri pemuda dan olahraga, imam nahrawi

Pemerintah Berharap Meninggalnya Suporter Persib Kasus Terakhir

Menpora Imam Nahrawi (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

...Tidak boleh ada lagi nyawa yang hilang akibat kebencian dan permusuhan antar-suporter, ujar Imam...
Jakarta (ANTARA Lampung) - Pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi berharap kasus meninggalnya seorang suporter Persib Bandung Ricko Andrean Maulana karena diduga dikeroyok oleh sesama oknum pendukung Persib menjadi yang terakhir.

"Tidak boleh ada lagi nyawa yang hilang akibat kebencian dan permusuhan antar-suporter. Kita tidak boleh lagi menunggu sampai ada korban-korban yang lain. Sesuai dengan reformasi sepak bola, olahraga ini seharusnya jadi pemersatu bukan pemecah belah. Sudahilah ini semua, mari kita islah bersama-sama," ujar Imam di Jakarta, Kamis (27/7).

Sembari menyampaikan rasa duka kepada keluarga Ricko, Menpora juga meminta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) melalui Komisi Disiplin memberikan sanksi yang tegas kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya kekerasan suporter yang berujung kematian tersebut.

Selain itu, Imam Nahrawi juga menunggu sikap kebijakan PSSI untuk menginisiasi paguyuban suporter, isu yang sudah dihembuskan beberapa tahun lalu tetapi belum juga terlaksana.

"Kongres suporter seperti itu adalah hal lama yang sudah dipikirkan, tetapi kalau tidak ada sambutan juga dari federasi dan pihak suporter ya kita harus mengulangi kembali. Sekarang mungkin sibuk dengan euforia membela klub masing-masing karena liga sudah digulirkan kembali," tutur Imam.

Ricko Andrean Maulana, seorang pendukung Persib Bandung, meninggal dunia pada Kamis (27/7) setelah lima hari dirawat di di Rumah Sakit Santo Yusup usai diduga dikeroyok oleh oknum suporter Persib lainnya saat pertandingan Persib Bandung menghadapi Persija Jakarta di Go-Jek Traveloka Liga 1, Stadion GBLA, Bandung.

Beberapa kabar beredar menyebut Ricko dipukuli secara beramai-ramai oleh para oknum yang menyangka pemuda 22 tahun itu adalah pendukung Persija Jakarta.

Kasus kematian ini menodai pelaksanaan Go-Jek Traveloka Liga 1, liga tertinggi Indonesia yang digelar pertama kali usai Indonesia dijatuhi sanksi FIFA pada tahun 2015-2016.

Menanggapi kasus itu, PSSI sebelumnya menyatakan akan menyiapkan divisi khusus yang bertugas melakukan pendekatan terhadap suporter dan komunitas sepak bola.

Dikutip dari laman resminya, Jakarta, Kamis, langkah itu diambil PSSI sebagai langkah untuk menyikapi masih terjadinya kekerasan antar-suporter di Indonesia.

"PSSI mengetahui bahwa perhatian terhadap fans di Indonesia perlu mendapatkan porsi khusus. Divisi khusus area fans dan 'community engagement' ini secara langsung akan bertindak untuk mengatasi hal-hal dan kejadian sekitar fans dan pendukung sepak bola Indonesia," kata Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha Destria.

Selain itu, Komite Disiplin PSSI juga sedang bekerja mengumpulkan informasi dan bukti-bukti. Hasil keputusan sidang Komisi Disiplin PSSI terkait meninggalnya suporter Persib Bandung ini akan diumumkan secepatnya.
 
(ANTARA)