Reaksi pemimpin dunia atas kematian tokoh pembangkang China Liu Xiaobo

id Liu Xiaobo, China, Nobel, perdamaian

Reaksi pemimpin dunia atas kematian tokoh pembangkang China Liu Xiaobo

Tokoh pembangkang China dan peraih Hadiah Nobel Perdamaian 2010 Liu Xiabao (hrw.org)

Paris (Antara/Reuters) - Prancis menyatakan sedih atas kematian pembangkang China dan peraih Hadiah Nobel Perdamaian 2010 Liu Xiaobo pada Kamis dan menyerukan penguasa China untuk mengizinkan istri dan keluarganya bergerak secara bebas.
        
"Kendati telah mengalami masa penahanan yang cukup lama lebih 30 tahun, ia tak pernah berhenti membela, dengan keberanian, hak-hak fundamental dan kebebasan berbicara," kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian dalam sebuah pernyataan.
        
"Hak-hak asasi manusia merupakan prioritas diplomasi Prancis di seluruh dunia dan, karena itu, isu ini adalah bagian dari dialog kami dengan China," kata Le Drian menambahkan.
        
Kanselir Jerman Angela Merkel melukiskan Xiaobo, sebagai "pejuang bagi hak-hak sipil dan kebebasan berbicara yang berani".
        
Xiaobo yang meninggal di China setelah tak memperoleh izin meninggalkan negerinya untuk memperoleh perawatan medis bagi kanker liver yang dideritanya.
        
Juru bicara Merkel juga dalam tulisan di Tweeter mengatakan kanselir mengirim belasungkawa yang mendalam kepada keluarga Xiaobo.
        
Jerman pada Rabu mendesak China agar mengizinkannya meninggalkan negara itu guna mendapatkan perawatan medis di luar negeri.
        
Setelah pembangkang China itu wafat, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan pada Kamis, pulau yang berpisah dari kekuasaan China itu mengharapkan China menunjukkan kepercayaan diri dan mempromosikan reformasi politik.
        
Tsai membuat komentar dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook-nya.
        
China memandang Taiwan yang demokratis sebuah provinsinya yang membangkang, yang ingin dimasukkan di bawah kendali Beijing dengan kekerasan jika perlu.

    
   Momen sulit
   
Kematian Xiaobo merupakan momen yang sangat sulit bagi para pegiat hak-hak asasi manusia China dan sebuah surat wasiat atas kebengisan China, ujar Ai Weiwei, seorang artis yang membangkang pada Kamis.
        
"Liu Xiaobo bukan penjahat," kata Ai kepada Reuters di studionya di Berlin, "Ia penulis, cendikiawan dan ia menghabiskan masa hidupnya untuk mencari cara-cara supaya masyarakat lebih baik."
   
Ketika ditanya apakah pemerintah China telah menyumbang bagi kematian Xiaobo dengan mencegahnya memperoleh perawatan untuk pengobatan kankernya di luar negeri, Ai mengatakan,"China menunjukkan betapa bengis kepada masyarakatnya."
   
Menurut dia, ini momen yang sangat sulit bagi para pembela hak-hak asasi manusia China.
        
Ai telah tinggal di Jerman sejak 2015.

ANTARA/REUTERS
M Anthoni