Ketua DPR Apresiasi Kinerja Sektor Pangan Pemerintah

id ketua dpr setya novanto

Ketua DPR Apresiasi Kinerja Sektor Pangan Pemerintah

Ketua DPR Setya Novanto. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Jakarta (ANTARA Lampung) - Ketua DPR RI Setya Novanto memberikan apresiasi terhadap kinerja pemerintah di sektor pangan karena riset lembaga internasional telah menempatkan Indonesia di peringkat ke-21 Indeks Keberlanjutan Pangan dari 133 negara.

"Saya mengapresiasi Presiden Jokowi yang berhasil meningkatkan kinerja berbagai kementerian sehingga bisa menstabilkan harga kebutuhan pokok dan tidak terjadi lonjakan yang memberatkan masyarakat," kata Setya Novanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Setya juga menyatakan kegembiraannya karena Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk ke dalam 25 besar Indeks Keberlanjutan Pangan global.

Menurut dia, prestasi itu merupakan wujud nyata konsep Nawacita Presiden Joko Widodo dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sejumlah sektor strategis ekonomi domestik, khususnya di sektor pertanian.

Ketua DPR mengingatkan bahwa sektor pertanian memiliki posisi strategis dalam struktur perekonomian nasional karena menyerap tenaga kerja terbesar, sekitar 35 persen. Jika dilihat secara menyeluruh, kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional mampu mencapai 55 persen.

"Karena itu, saya meyakini memajukan Indonesia dimulai dengan memajukan sektor pertanian," ujar Novanto.

DPR, papar dia, akan terus memberikan dukungan kepada pemerintah dalam rangka memanjukan sektor pertanian seperti mendorong anggaran Kementerian Pertanian pada 2018 yang diperkirakan bakal mencapai Rp22,65 triliun.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memuji seluruh jajarannya dan pihak terkait seperti Kementerian Perdagangan dan Bulog karena pertanian Indonesia berhasil masuk 25 besar negara dunia dalam daftar Indeks Keberlanjutan Pangan.

Indeks Keberlanjutan Pangan atau food sustainability index (FSI) yang dirilis oleh lembaga riset dan analisis ekonomi internasional berpusat di Inggris, The Economist Intelligent Unit (EIU) dan Barilla Center for Food and Nutrition (BCFN), itu menunjukkan Indonesia berada di peringkat 21.

"Baru saja ada capaian yang dirilis oleh The Economist Intelligent Unit. 'Food Sustainability Index' kita berada urutan 21 dunia dari 133 negara. Kita capai ini karena kerja keras semua, bukan Kementerian Pertanian sendirian, tetapi sinergi kita semua," kata Menteri Amran usai acara halalbihalal di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Senin (3/7).

Sementara itu, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf menyatakan kestabilan harga pangan selama puasa dan Lebaran 2017 menumbuhkan kepercayaan investor, terlihat pada penguatan indeks harga saham gabungan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi awal perdagangan setelah libur Lebaran.

Ketua KPPU juga mengapresiasi kerja Tim Satgas Pangan Polri, Tim Kementan dan Kemendag karena harga jual dan pasokan komoditas pangan pada puasa dan lebaran tahun ini paling stabil sepanjang sepuluh tahun terakhir.

Pengendalian harga pangan yang dinilai efektif dilakukan oleh berbagai lembaga pemerintahan terkait pada bulan puasa hingga Lebaran 2017 ini juga diharapkan dapat menekan laju inflasi di Tanah Air.

"Dengan terkendalinya harga komoditas pangan dapat menekan laju inflasi pertengahan tahun ini, tidak melebihi 0,39 persen," kata Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Priamanaya Djan.