Mendag: Impor Meningkat Tanda Pertumbuhan Ekonomi Positif

id mendag dan impor

Mendag: Impor Meningkat Tanda Pertumbuhan Ekonomi Positif

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Karawang (ANTARA Lampung) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan impor Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2017 yang mengalami kenaikan sebesar 17,65 persen dari bulan lalu dinilai menjadi tanda pertumbuhan ekonomi yang positif.

Enggar mengapresiasi surplus perdagangan dari tahun ke tahun (year on year) dan impor yang meningkat karena didominasi oleh bahan baku atau bahan penolong, bukan barang jadi.

"Surplus kita meningkat. Yang menarik impornya meningkat, tapi impor bahan baku. Artinya, pertumbuhan dan gerakan ekonomi kita positif. Bahan baku pendukung meningkat, bukan barang jadi. Pada posisi inilah yang menggembirakan," kata Menteri Enggar usai menghadiri Apel Siaga Toko Tani Indonesia (TTI) di Karawang, Jawa Barat, Selasa (18/4).

BPS pada Senin (17/4) mencatat selama Maret 2017 golongan bahan baku/penolong memberikan peranan terbesar pada impor, yaitu 74,32 persen dengan nilai 9,93 miliar dolar AS, diikuti impor barang modal sebesar 15,15 persen (2,02 miliar dolar AS) dan barang konsumsi 10,53 persen (1,41 miliar miliar dolar).

Ada pun peningkatan impor bahan baku Maret terhadap Februari 2017 sebesar 13,31 persen atau senilai 1,1 miliar dolar.

Menurut Enggar, nilai neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2015 yang surplus 2,02 miliar dolar pada sektor nonmigas menunjukkan kinerja pemerintah dalam mendorong ekspor.

"Pemerintah secara serius menunjukkan bagaimana kinerja, tampak sekali dari neraca perdagangan. Surplus meningkat, impor meningkat tetapi ekspornya lebih tinggi dari 'month to month' dan 'year to year'," kata Enggar.

BPS mencatat bahwa impor Indonesia pada Maret 2017 mengalami kenaikan sebesar 17,65 persen menjadi 13,36 miliar dolar, dari bulan sebelumnya sebesar 8,89 miliar dolar.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan peningkatan impor tersebut diakibatkan oleh naiknya impor nonmigas mencapai 2,21 miliar dolar atau 24,94 persen, meskipun impor migas mengalami penurunan 211,2 juta dolar atau 8,54 persen.  (Ant)