Gubernur: Peringkat Daya Saing Lampung Naik

id bupati waykan dan sidang paripurna, raden adipati surya

Gubernur: Peringkat Daya Saing Lampung Naik

Bupati Waykanan Raden Adipati Surya saat membacakan sambutan Gubernur Lampung pada Rapat Paripurna Istimewa HUT Ke-53 Provinsi Lampung di Blambanagn Umpu, Senin. (20/3) (FOTO: ANTARA Lampung/Humas Pemkab Waykanan)

...Tantangan yang harus dihadapi adalah tingginya tingkat kemiskinan di perdesaan dengan laju penurunan yang relatif lambat...
Waykanan, Lampung  (ANTARA Lampung) - Gubernur Lampung M Ridho Ficardo mengatakan peringkat daya saing Provinsi Lampung yang diterbitkan oleh Asia Competitiveness Institute pada 2016 naik.

"Tingkat daya saing Provinsi Lampung pada 2016 menempati peringkat 18, atau naik bila dibandingkan 2015 yang menempati peringkat 25 dari seluruh provinsi di Tanah Air," kata Gubernur Lampung M Ridho Ficardo dalam sambutan yang dibacakan Bupati Waykanan Raden Adipati Surya pada Rapat Paripurna Istimewa HUT Ke-53 Provinsi Lampung di Waykanan, Senin.

Ia menyebutkan telah banyak capaian kemajuan pembangunan yang dilaksanakan di Provinsi Lampung. Beberapa capaian kemajuan pembangunan itu ditandai dengan meningkatnya peringkat daya saing.

Peningkatan daya saing tersebut, lanjutnya, ditunjukkan dengan kinerja ekonomi tiga tahun terakhir yang selalu di atas pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurutnya, pada 2016, ekonomi Provinsi Lampung tumbuh 5,15 persen (year on year) di atas angka pertumbuhan nasional 5,02 persen. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi Lampung 2016 berada pada posisi keempat di Sumatera setelah Bengkulu, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

Seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran di Provinsi Lampung cenderung menurun. Tingkat pengangguran terbuka provinsi itu pada 2016 adalah sebesar 4,62 persen di bawah nasional yaitu sebesar 5,61 persen.

Selanjutnya, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan penurunan pengangguran, tingkat kemiskinan di Provinsi Lampung juga berhasil ditekan. Selama periode 2010-2016, persentase penduduk miskin menurun dari 18,94 persen menjadi 13,86 persen, namun masih lebih tinggi dibandingkan angka kemiskinan nasional yaitu sebesar 10,70 persen.

"Tantangan yang harus dihadapi adalah tingginya tingkat kemiskinan di perdesaan dengan laju penurunan yang relatif lambat," katanya.

Menghadapi hal tersebut, Provinsi Lampung sejak 2015 telah meluncurkan Program Gerakan Membangun Desa (Gerbang Desa) yang merupakan program pengentasan kemiskinan berbasis desa, yang ditetapkan kepada 380 desa tertinggal di 13 kabupaten dengan alokasi masing-masing desa sebesar Rp300 juta.

Ia mengharapkan, program tersebut dapat mendorong percepatan pembangunan ekonomi di pedesaan melalui peningkatan produktivitas sektor pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan atau kegiatan ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja lebih besar dari kelompok masyarakat miskin, dan memberikan nilai tambah dengan memanfaatkan bahan baku sumberdaya lokal.

Dalam bidang pembangunan manusia yang diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM), nilainya terus mengalami peningkatan dari 63,71 menjadi 66,95 selama periode 2010-2016.

Ridho menjelaskan, kendati IPM Lampung saat ini masih pada posisi terendah se-Sumatera. Hal tersebut memerlukan komitmen bersama untuk lebih fokus dalam meningkatkan derajat kesehatan, pendidikan, dan pendapatan masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia, guna mendukung percepatan pertumbuhan dan perluasan pembangunan ekonomi daerah.

"Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia di suatu daerah, semakin produktif angkatan kerja, dan semakin tinggi peluang melahirkan inovasi yang menjadi kunci pertumbuhan secara berkelanjutan," ujarnya pula.  (Ant)