Studi : Obat rekomendasi WHO gagal sembuhkan pasien malaria

id Studi, malaria, rumah sakit, RS Imanuel, obat

Studi : Obat rekomendasi WHO gagal sembuhkan pasien malaria

Ilustrasi (istimewa)

London (Antara/Xinhua-OANA) - Obat yang disarankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengobati pasien Malaria telah gagal menyembuhkan empat pasien di Inggris, demikian satu studi yang dikeluarkan pekan ini oleh London School of Hygiene and Tropical Medicine.
        
Keempat pasien Inggris tersebut terserang Malaria saat mereka mengunjungi Afrika, dan mereka pertama kali diobati dengan obat yang sangat efektif, Artemether-lumefantrine (AL) --sejenis Terapi Kombinasi Artemisinin (ACT). Namun obat itu gagal mengobati pasien dan para dokter harus menggunakan obat lain. Semua pasien, sejak itu, telah sembuh.
        
Menurut studi tersebut --yang dipimpin oleh London School of Hygiene and Tropical Medicine, semua pasien itu didapati terinfeksi rangkaian baru parasit Malaria, Plasmodium falciparum, dan penyebab kegagalan pengobatan tersebut diduga ialah kemampuang rangkaian itu mengurangi kerentanan terhadap obat, tanda potensial pertama mengenai kebal obat.
       
Itu adalah kasus yang pertama didokumentasikan mengenai kegagalan AL untuk menyembuhkan pasien di Inggris, dan semuanya dilaporkan antara Oktober 2015 dan Februari 2016, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis siang. Semuanya termasuk kasus yang pertama kali digambarkan dengan baik mengenai berkurangnya kerentanan obat ACT yang digunakan di Afrika, satu daerah di dunia tempat kebanyakan kasus Malaria dan kemtian terjadi, kata para peneliti.
        
"Kasus ini menjadi peringatan buat Afrika. Kekebalan terhadap obat adalah salah satu ancaman terbesar yang kami hadapi dalam memerangi Malaria, dan sudah mulai terjadi pada rangkaian parasit yang ada di beberapa bagian Asia Tenggara," kata Dr. Colin Sutherland dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, yang memimpin studi tersebut.
        
"Kita perlu memahami mengapa AL gagal membersihkan keempat kasus penularan Plasmodium falciparum ini. Mutasi ditemukan padagen yang sebelumnya terlibat dalam kegagalan obat di Afrika dan ini memerlukan penelitian lebih lanjut sebagai calon penanda genetika bagi kerentanan AS di Afrika, pontensi tanda awal mengenai kebal obat," Sutherland menambahkan,
   
Studi tersebut telah diterbitkan di dalam jurnal  Antimicrobial Agents and Chemotherapy.

Penerjemah : Chaidar