Tak dilibatkan, petempur Kurdi tak terikat perundingan Astana

id Kurdi, perang Irak dan Suriah

Tak dilibatkan, petempur Kurdi tak terikat perundingan Astana

Seorang petempur perempuan Kurdi dari Kelompok Perlindungan Rakyat (YPG), kembali ke tempat seusai menerima kartu anggota kemiliterannya di Pusat Pelatihan Militer Ras a-Ain, 30 Januari 2015 (Reuters/Rodi Said)

Beirut (Antara/Reuters) - Petempur Kurdi Suriah, Kelompok Perlindungan Rakyat (YPG), Senin mengatakan tidak akan mengikuti hasil perundingan perdamaian Astana, yang berlangsung di ibu kota Kazakstan itu, karena tidak dilibatkan dalam pertemuan tersebut.
        
Perundingan tidak langsung perwakilan pemerintah Suriah dengan pemberontak dimulai sejak Senin di Astana.
        
Pertemuan itu digelar oleh Rusia, Turki dan Iran.
        
Perundingan itu adalah langkah pertama mempertemukan perwakilan pemerintah dan oposisi sejak pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa ditunda tahun lalu.
        
YPG berikut kelompok politiknya, PYD tidak diundang dalam pertemuan tersebut.  
   
"Kami tidak akan mengikuti hasil perundingan damai Astana karena tidak dilibatkan dalam pertemuan itu," kata YPG.
        
"Anggota YPG meyakini penyelenggara dan peserta perundingan merupakan penyebab masalah yang kini terjadi di Suriah," katanya.
        
Rusia, negara sekutu pemerintah Suriah pimpinan Bashar al Assad sempat meminta kehadiran PYD dalam perundingan damai di Swiss.
        
Namun Turki, pendukung utama pemberontak menuduh YPG dan PYD terhubung dengan Partai Buruh Kurdistan (PKK) - kelompok yang diduga ingin makar dari negaranya.
        
Pemerintah Turki mendesak agar kedua kelompok itu tidak dilibatkan dalam perundingan damai Astana.
        
YPG merupakan kelompok utama yang beperang melawan pegaris keras IS di Suriah.
        
Milisi yang didukung Amerika Serikat itu telah menguasai wilayah utara, tempat masyarakat Kurdi menjalani pemerintahan sendiri sejak konflik pertama terjadi.
        
YPG mengatakan, solusi konflik Suriah adalah "pembentukan kawasan otonom yang mampu menjaga kesatuan wilayah".
        
Konflik Suriah kini telah memasuki tahun keenamnya.
        
Pihak oposisi justru dapat diuntungkan dari konflik itu, katanya.
        
YPG biasanya menghindari konflik dengan pemerintah Suriah, walau sejumlah insiden kerap meningkatkan tensi kedua pihak.
        
Milisi itu sempat bentrok dengan pemberontak nasionalis Arab di Suriah.
       
Pasalnya, YPG menduga kelompok itu bekerja sama dengan pemerintah Suriah.
        
Namun, tuduhan itu disangkal pemberontak nasionalis tersebut.

Penerjemah : TENRI/B Soekapdjo

ANTARA