Bappeda: Transportasi Air Dukung Ketahanan Ekonomi Lampung

id Pengembangan Transportasi Air Lampung, Transportasi Air Lampung, Tol Sungai Lampung, Tol Sungai

Bappeda: Transportasi Air Dukung Ketahanan Ekonomi Lampung

Diskusi "Tol Sungai, Menggagas Transportasi Air untuk Ketahanan Ekonomi Lampung", di Umitra Bandarlampung, Jumat (25/11). (FOTO: ANTARA Lampung/Ist)

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Lampung menyatakan pengembangan transportasi air sebagai pendukung ketahanan ekonomi Lampung perlu sinergisitas dan pembagian kewenangan antara pusat dan daerah, kesiapan infrastruktur dan perbaikan daerah tangkapan air di hulu sungai.

Menurut Taufik Hidayat, Kepala Bappeda Lampung, pada diskusi kerja sama anggota DPD RI Dr H Andi Surya bersama Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Umitra serta Kadinda Lampung dengan topik "Tol Sungai, Menggagas Transportasi Air untuk Ketahanan Ekonomi Lampung", di Bandarlampung, Jumat, pengembangan transportasi air itu diharapkan dapat memperkuat ketahanan ekonomi Lampung.

"Namun perlu pembagian kewenangan yang jelas antara pusat dan daerah untuk mewujudkannya," katanya lagi

Selain Taufik Hidayat, sebagai panelis diskusi itu, tampil pula Rektor Institut Teknologi Sumatera (Itera) Ofyar Z Tamin, Ginta Wiryasenjaya dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia Daerah (Kadinda) Lampung, dan akademisi Umitra Desmon Ikbar. Diskusi ini dipandu oleh Andi Surya.

Rektor Itera yang juga Ketua I Dewan Riset Daerah Lampung Ofyar Z Tamin mengungkapkan salah satu masalah dalam pengembangan transportasi air itu adalah aksebilitas dan mobilitas, mengingat dengan adanya wacana tol sungai akan sangat tinggi di lintas timur, tetapi di bagian lain menurun.

Rektor Itera itu juga menyoroti permasalahan disparitas antarwilayah.

"Adanya program pembangunan prioritas di satu sisi memberikan manfaat bagi percepatan pembangunan wilayah, namun di sisi lain juga berdampak pada semakin lebar ketimbangan antarwilayah terutama pada wilayah non prioritas," katanya pula.

Menurut dia, upaya untuk membuka keterisolasian antarwilayah tersebut, perlu dibangun infrastruktur jalan melalui jalur darat dan laut.

Pembangunan akses tersebut bisa dilakukan dengan membentuk jaringan konektivitas ke dan dari lokasi prioritas, untuk membangun wilayah, ujarnya lagi.

Akademisi Umitra Desmon Ikbar menyampaikan implikasi ekonomi adanya tol sungai kelak adalah ketersediaan barang, stabilitas harga, harga barang murah, dan spesialisasi antarwilayah.

Menurut Kepala SMPI Umitra itu, implikasi yang lain adalah kesempatan kerja, pendapatan masyarakat, tumbuh pusat ekonomi baru, terbuka daerah terisolir, mendorong investasi, pertumbuhan pendapatan asli daerah, dan mengurangi beban jalan raya.

Sedangkan pengusaha yang juga Pengurus Kadinda Lampung Ginta Wiryasenjata menyatakan, untuk pembangunan kawasan terintegrasi harus melibatkan penduduk lokal.

"Penduduk lokal akan dilibatkan dalam pelatihan oleh kementerian terkait, agar menjadi SDM yang tangguh," ujarnya lagi.