Studi : Kesehatan global membaik, namun tak merata

id Studi, sakit mata, rumah sakit, sakit kepala, stoke, jantung

Studi : Kesehatan global membaik, namun tak merata

Pemeriksaan mata di Poliklinik RS Imanuel Bandarlampung. Kehilangan penglihatan dialami lebih dari 1 dalam 10 orang di seluruh dunia. (ANTARA LAMPUNG/Hisar Sitanggang)

Kehilangan penglihatan dialami lebih dari 1 dalam 10 orang di seluruh dunia
London (Antara/Reuters) - Secara global, kesehatan manusia membaik dan harapan hidup meningkat, namun kemajuannya masih jauh dari menyeluruh dengan penyakit kronis menimbulkan sakit berkepanjangan dan menjadi penyebab tujuh dari 10 kematian, kata hasil penelitian, yang disiarkan, Kamis.
        
Penelitian mengenai beban penyakit global, yang menunjukkan pemicu utama masalah kesehatan, kecacatan dan kematian di setiap negara, menemukan bahwa hingga 2015, penduduk dunia memiliki harapan hidup meningkat lebih dari satu dasawarsa sejak 1980, menjadi 69 tahun pada pria dan 74,8 tahun pada perempuan.
        
Di antara penyumbang utama terhadap peningkatan itu adalah keanjlokan angka kematian akibat penyakit menular, termasuk HIV/AIDS, malaria dan diare. Angka penderita meninggal akibat penyakit kardiovaskuler dan kanker juga turun tajam, kata kajian tersebut, meskipun dengan laju rendah.
        
Studi tersebut menganalisa 249 penyebab kematian, 315 penyakit dan cidera, serta 79 faktor risiko di 195 negara dan wilayah antara 1990 dan 2015.
        
Direktur Institut Kesehatan Metrik dan Evaluasi pada Universitas Washington, Christopher Murray yang memimpin studi tersebut mengatakan hasil penelitian menggambarkan kemajuan kesehatan dunia yang tidak merata di seluruh dunia, sebagian dipicu oleh perkembangan ekonomi.
        
"Perkembangan menggerakkan, namun tidak menentukan kesehatan," katanya dalam sebuah pernyataan saat temuan itu dipublikasikan di jurnal medis The Lancet.
        
"Kami melihat negara-negara yang telah berkembang jauh lebih cepat dari yang bisa dijelaskan dengan pendapatan, pendidikan atau tingkat kesuburan. Dan kami juga masih melihat negara-negara - termasuk Amerika Serikat - yang jauh kurang sehat dibandingkan yang seharusnya memandang sumberdaya mereka," katanya.
        
Selain harapan hidup, penelitian tersebut juga membuat perkiraan harapan hidup sehat - lamanya orang diharapkan bisa hidup dengan kesehatan bagus.
        
Penelitian tersebut menemukan bahwa meski harapan hidup sehat telah meningkat di 191 dari 195 negara - naik 6,1 tahun - antara 1990 dan 2015, peningkatannya tidak sebanyak tingkat harapan hidup, yang berarti orang hidup lebih lama dengan penyakit dan kecacatan.
        
Di antara kawasan-kawasan makmur di dunia, Amerika Utara memiliki harapan hidup sehat paling buruk sejak lahir, baik untuk pria maupun wanita.
        
Diabetes, yang seringkali dikaitkan dengan kegemukan, dan penyalahgunaan obat - terutama dengan opioid dan kokain - menyebabkan jumlah masalah kesehatan dan kematian dini yang tidak seimbang di Amerika Serikat, kata penelitian tersebut.

        Beberapa temuan penting lainnya adalah:

* Tujuh dari 10 kematian sekarang diakibatkan oleh penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes.
    
* Sakit kepala, karang gigi, dan kehilangan pendengaran serta penglihatan dialami lebih dari 1 dalam 10 orang di seluruh dunia.
    
* Ada kemajuan dalam menurunkan air dan sanitasi tidak aman, namun pola makan, obesitas, dan penggunaan obat-obatan merupakan ancaman yang meningkat.
    
* Lebih dari 275 ribu perempuan meninggal saat hamil atau melahirkan pada 2015, sebagian besar karena penyebab yang bisa dicegah.
    
* Kematian anak usia di bawah lima tahun turun hingga separuhnya sejak 1990, namun kemajuan untuk menurunkan kematian bayi baru lahir masih lebih rendah. (Ant)


Penerjemah  : S Haryati/B Soekapdjo