BPPT: Pemanfaatan TIK efektif hilangkan mafia obat

id Deputi Bidang Teknologi Informasi Energi dan Material BPPT, Hammam Riza, mafia obat

BPPT: Pemanfaatan TIK efektif hilangkan mafia obat

Deputi Bidang Teknologi Informasi Energi dan Material BPPT Hammam Riza (bppt.go.id)

...inti kekuatan yang ingin dibangun adalah TIK untuk berbagai sektor...
Jakarta (ANTARA Lampung) - Deputi Bidang Teknologi Informasi Energi dan Material BPPT Hammam Riza mengatakan pengembangan dan pemanfaatan sistem teknologi informasi dan komunikasi (TIK) medis menjadi cara paling efektif menghilangkan praktik mafia obat di tanah air.

"Bisa (atasi mafia obat), kalau memang ada (mafia obat). Karena pada saat pengadaan elektronik dilakukan semua orang dipaksa harus transparan saat mengikuti lelang," ucap Hammam Riza usai memberikan paparan dalan Seminar Internasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Bidang Kesehatan di Jakarta, Kamis (22/9).

E-health, ia mengatakan sesungguhnya sudah menjadi bagian dari pembangunan nasional yang bukan tanpa payung hukum, karena bersama dengan e-government, e-education, e-logistic, sistem TIK untuk bidang kesehatan ini sangat terkait dengan target pertumbuhan Indonesia dengan pemanfaatan broadband ekonomi.

Menurut dia, inti kekuatan yang ingin dibangun adalah TIK untuk berbagai sektor, termasuk kesehatan, salah satunya dengan membuat Puskesmas sebagai unit terkecil dari pelayanan kesehatan masyarakat dapat transparan dan akuntabel dalam menjalan fungsinya. Misalkan dalam hal penyediaan obat-obatan.

Jika ingin mencontoh sistem TIK medis yang dikembangkan PNORS Technology Group Pty Australia yang bertindak sebagai semacam hub untuk transaksi obat-obatan sehingga lebih tersortir. Sistem ini pun, menurut dia, juga dapat pula dimanfaatkan untuk pengadaan alat kesehatan sehingga semua dilakukan dengan sangat transparan.

Sebenarnya, menurut Hammam, penerimaan dimensi e-health semakin baik meningat beberapa daerah mulai mau menggunakan TIK, meski penerapan sistem teknologi ini juga masih mendapat resistensi dari sejumlah pihak. Tapi (e-procurement) ini lambat laun berlangsung ke semua sektor. Jadi sudah jadi keharusan untuk meningkatkan sistem kesehatan kita.

Keamanan data, lanjutnya, tentu penting dalam mengembangkan e-health. Sehingga trusted digital identity dalam hal ini e-KTP menjadi fundamental dalam transaksi elektronik ini.

"Saya ingin mengembangkan chip e-KTP ke sistem cloud, sehingga bisa membawa seluruh pelayanan lebih mudah. Artinya kita tidak perlu gabungkan atau ulang data center yang sudah dibangun setiap Kementerian, tinggal gabungkan dengan `government cloud," kata Hammam.

Dengan sistem cloud e-health ini pula, menurut dia, transparansi pelayanan kesehatan nantinya dapat menjangkau lebih jauh hingga ke tingkat Puskesmas. (Ant)