Dewan Komisaris dukung strategi Direksi PTPN VII

id sertijab dreksi

Dewan Komisaris dukung strategi Direksi PTPN VII

Serah terima jabatan Dewan Komisaris PTPN VII (Foto Humas PTPN-VII)

...Dirut PTPN VII Andi Wibisono meyakinkan kepada seluruh karyawan bahwa tidak akan ada kebijakan fatal seperti pemutusan hubungan kerja (PHK)...
Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Komisaris Utama PT Perkebunan Nusantara VII Agus Pakpahan menyatakan setuju dengan strategi titik balik (turn around strategy) yang diambil direksi BUMN tersebut.

Dalam siaran pers Humas PTPN VII yang diterima Antara, Rabu, Agus yang juga Guru Besar Riset Ekonomi Pertanian IPB ini mengaku, kondisi perusahaan BUMN yang sedang mengalami tantangan finansial ini harus disikapi dengan manajemen krisis pula.

Pernyataan itu disampaikannya usai serah terima jabatan Dewan Komisaris PTPN VII di Bandar Lampung, Rabu (14/9). Agus Pakpahan menerima tongkat estafet jabatan itu dari Ahmad Ansori Mattjik.

Pakar biologi penemu teknologi pengurai limbah dengan larva lalat hitam itu didampingi dua komisaris, yakni R Juniono Soehartjahjono. S sebagai Komisaris Independen dan Dodi Iskandar sebagai anggota komisaris.

Pemaparan kondisi perusahaan oleh Direktur Utama PTPN VII Andi Wibisono mengundang perhatian Agus Pakpahan. Ia mengatakan, masalah yang pelik ini harus dicarikan solusi dengan cara yang luar biasa juga.

"Prediksi kondisi BUMN perkebunan ini sudah saya tulis dalam buku saya pada 1999. Dan ini benar-benar terjadi. Maka, kita harus menyelesaikan ini dengan strategi yang berani dan dengan visi masa depan pula," ujarnya.

Ia sangat setuju dengan apa yang telah dilakukan direksi yang mengambil kebijakan titik balik dan tidak populis ini.

Dirut PTPN VII Andi Wibisono meyakinkan kepada seluruh karyawan bahwa tidak akan ada kebijakan fatal seperti pemutusan hubungan kerja (PHK). Semua kewajiban perusahaan kepada setiap tenaga kerja yang ada, tetap diberikan, tetapi dengan berbagai upaya efisiensi ketat dan terukur.

"Kita punya lahan berbading orang (land to man ratio) lebih tinggi dari kompetitor atau swasta. Kita juga punya tarif berbagai alat dan bahan produksi terlalu tinggi dibanding best practice (perusahaan swasta). Itu adalah indikator kita belum efisien. Artinya, ke depan kita harus bisa lebih efisien dan tepat sasaran," katanya.

Pergantian Komisaris per 5 September 2016 yang dilantik Direktur Utama Holding PTPN III (Persero) Elia Massa Manik di Jakarta adalah sebagai tindaklanjut program restrukturisasi PTPN.

Posisi Dewan Komisaris, menurut Andi, diyakini akan menjadi tim pengawas yang efektif untuk memperbaiki manajemen perusahaan.

Dukungan Dewan Komisaris sangat diperlukan untuk mengawasi dan menegur langsung manajemen demi tujuan perbaikan, apalagi sudah diperkuat dengan Komisaris Independen yang lebih netral, lebih berani dan apa adanya, ujarnya.

Kepada para komisaris yang digantikan, Andi menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas perannya dalam membangun perusahaan.

"Saya tahu, Pak Ahmad Ansori Mattjik selalu turun ke lapangan untuk mengetahui kondisi riilnya. Komisaris juga telah berperan penting dalam mengawal pelaksanaan `good corporate governance` (GCG), whistle blowing system (WBS), dan Sistem Manajemen Terpadu Nusantara 7 (SMTN7)," kata dia.

Ahmad Ansori Mattjik dalam sambutan mengapresiasi pihak manajemen dan menyatakan percaya kondisi yang kurang menguntungkan ini harus dibenahi dengan langkah cepat dan tepat.

Agus Pakpahan adalah pakar perkebunan, pernah menjabat Deputi Kementerian BUMN yang membidangi agro industri, kehutanan, kertas, percetakan dan penerbitan, menjabat Dirjen Perkebunan pada 1998-2003, sekaligus Ketua Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia sejak 2003 hingga sekarang dan Ketua Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik sejak 2010 sampai sekarang. (Ant)