Perjuangan pelajar menuntut ilmu di Mesuji

id Mesuji, jembatan, pelajar,Perjuangan pelajar menuntut ilmu di Mesuji

Perjuangan pelajar menuntut ilmu di Mesuji

Pelajar harus melintasi jembatan rusak saat menuju sekolahnya. (ANTARA LAMPUNG/Agus Setyawan)

Bandarlampung (Antara Lampung) - Demi menuntut ilmu ratusan pelajar tingkat sekolah dasar dan menengah harus menyeberangi jembatan yang sudah tidak layak digunakan.
    
Berdasarkan data yang himpun di Mesuji, Lampung, Senin, jembatan gantung sepanjang sekitar sepuluh meter dengan lebar 1,5 meter yang kondisinya sudah tidak layak dengan hanya dilengkapi kawat penyangga serta hamparan papan sebabai jalan setapak untuk dilalui menyeberang sungai yang berjarak sekitar empat meter dari sarana penyeberangan tersebut.
    
Kegiatan itu dilakukan setiap hari, namun tetap tidak menyurutkan para pelajar di Desa Pangkalmas Mulya dan Pangkalmas Jaya Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung untuk bersekolah demi memperoleh pendidikan.
    
Bahkan tidak jarang, saat musim penghujan siswa mengurungkan niatnya untuk belajar karena jembatan yang merupakan akses tercepat menuju sekolah menjadi licin sehingga akan sangat berbahaya bagi keselamatan.
    
Nia Fatmawati seorang pelajar yang melintasi jembatan tersebut, mengatakan, setiap hari ratusan siswa melewati jalur ini karena lebih dekat menuju sekolah.
    
"Sudah biasa kami lewat jembatan ini, kalau takut, ya sebenarnya takut, apalagi kalau hujan, lebih baik pulang daripada jatuh ke sungai," kata dia sekenanya.
    
Berapa lama jembatan ini dalam kondisi seperti itu, Nia menyebutkan, sudah lama sekali sejak masih kelas satu dulu.

"Mungkin udah lebih tujuh tahun, karena waktu kelas satu juga sudah seperti ini," kata dia menerangkan.
    
Kebiasaan mencengkram kawat penyangga jembatan dari sisi satu ke sisi lainnya itu membuat para pelajar itu telah terbiasa dan mau tidak mau harus terus melalui jalan tersebut guna mendapatkan pendidikan dasar di SD maupun SMP.
    
Semangat siswa di dua desa tersebut tak luntur walau harus menanggung resiko yang cukup tinggi meski harus menyeberangi jembatan yang hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki saja.
    
Lain halnya, dengan pelajar SMP 1 Wiralaga Kabupaten Mesuji yang harus rela berjuang menerima pelajaran bersama ribuan kelelawar yang bersarang di dalam ruang kelasnya.
    
Ribuan kelelawar itu bersarang di atas atap sehingga menimbulkan suara bising serta menyisakan kotoran yang membuat kegiatan belajar mengajar menjadi tidak nyaman.
    
Kondisi tersebut menyebabkan ruang menjadi kotor dan kaca jendela pecah lantaran keberadaan satwa tersebut.
    
Habib, seorang warga setempat, mengatakan, perihal kejadian bersarangnya satwa malam itu di ruang kelas itu sudah lama terjadi, namun sampai saat ini belum ada upaya serius untuk menanganinya.
    
"Katanya sih, orang dinas sudah pernah datang, tapi ya belum ada upaya penanggulangan atas kejadian tersebut," kata dia.
    
Ia berharap ke depan, setelah negeri ini berulang tahun ke 71 akan semakin baik pelayanan pendidikan agar anak-anak kita dapat mendapatkankan pengajaran yang sepantasnya.
    
Berdasarkan pantauan, kondisi infrastruktur di Kabupaten Mesuji Lampung baik jalan maupun jembatan sebagian besar masih dalam keadaan memprihatinkan meski sudah sekitar lima tahun berpisah dari Kabupaten Induk Tulangbawang masih saja tidak ada perubahan secara signifikan.
    
Buhori mengatakan, warga tak hanya mengelukan rusaknya jembatan penghubung antar desa. Mereka juga mengeluhkan adanya perbaikan infrastruktur yang sejak awal pemerkaran tujuh tahun yang lalu hingga kini belum pernah di aspal, akibatnya para pengendara setiap beberapa jam harus membersihkan kaca dari debu, tak hanya itu, warga juga terancam penyakit gangguan pernapasan.