Menhan: Tangkal radikalisme pada pemuda melalui pendidikan

id menhan

 Menhan: Tangkal radikalisme pada pemuda melalui pendidikan

Menhan Ryamizard Ryacudu (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Jakarta (ANTARA Lampung) - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan upaya membangun jiwa nasionalisme serta menangkal radikalisme pada generasi muda akan diberikan sejak para pemuda menekuni pendidikan di perguruan tinggi.

"Tantangan bangsa Indonesia ke depan adalah melindungi generasi muda dari aliran keagamaan sempalan yang memiliki sejarah kekerasan," kata Ryamizard Ryacudu pada peringatan Hari Bela Negara, di Jakarta, Sabtu.

Aliran keagamaan sempalan itu, kata dia, biasanya mendorong radikalisme, mudah mengkafirkan, dan tidak bisa menerima perbedaan keyakinan.

Dia menambahkan, aliran keagamaan sempalan biasanya menjauhkan semangat nasionalisme dan patriotisme.

Ryamizard menegaskan, Kementerian Pertahanan sedang merancang program Bela Negara untuk mahasiswa yang baru diterima di perguruan tinggi.

Ryamizard menyatakan sangat prihatin, jika ada putra bangsa yang dapat terbujuk untuk bergabung dalam gerakan radikalisme, seperti ISIS untuk berperang di negara lain.

"Setelah kembali ke Indonesia, justru membawa bibit kekerasan dan menularkannya kepada yang lain," katanya.

Ryamizard menegaskan, negara harus memastikan Merah Putih berada di sanubari para generasi muda sejak dini.

"Cinta tanah air dan kebanggaan menjadi rakyat Indonesia tidak dapat ditawar lagi," katanya.

Rencana program Bela Negara ini, kata Ryamizard, akan didiskusikan dengan Kementerian Ristek serta Perguruan Tinggi, termasuk Menteri Pendidikan soal konsep dan kurikulum program Bela Negara tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Ryamizard mengatakan, dirinya berharap Polri dan Kemenkumham dapat bertindak tegas terhadap ratusan warga negara Indonesia yang terpantau pulang dari perang Suriah karena bergabung dengan ISIS.

"Aparat tidak cukup hanya memantau aktvitas mereka, tapi harus ada langkah tegas," katanya.

Menurut Ryamizard, langkah tegas itu sebagai peringatan pada siapapun warga Indonesia, bahwa tindakan seperti bergabung ke ISIS, tidak dibenarkan dan dapat berkembang jadi ancaman makar terhadap NKRI.

Pembiaran negara, kata dia, adalah pembenaran yang akan dibaca oleh publik.

Ryamizad juga menegaskan, Presiden Joko Widodo sudah mengarahkan agar melihat ISIS sebagai ancaman nyata dan Indonesia punya cara sendiri menghadapi ISIS.

"Dalam menghadapi ISIS, Kementerian Pertahanan dan TNI siap mendukung dan bekerja sama dengan Polri menangkalnya," katanya.