Realisasi belanja APBN-P 2015 picu pertumbuhan ekonomi

id Realisasi belanja APBN-P 2015 picu pertumbuhan ekonomi

Realisasi belanja APBN-P 2015 picu pertumbuhan ekonomi

Tujuan ekspor kopi (desain Gatot Arifianto)

Jakarta  (Antara Lampung) - Percepatan realisasi belanja dari APBN-P 2015 menjadi pemicu signifikan bagi perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III ini, dan jika dipertahankan akan mendorong tren positif bagi perekonomian di 2016, kata tim riset DBS.
        
"Jika pemerintah terus serius untuk mencairkan anggaran hingga 90 persen dari total belanja pada Desember, tampak ada dukungan lebih kuat untuk memasuki 2016," kata Ekonom Tim Riset Bank asal Singapura, DBS, Gundy Cahyadi.
        
Badan Pusat Statistik mencatat ekonomi Indonesia tumbuh 4,73 persen (yoy) di kuartal III 2015, atau lebih tinggi dibandingkan kuartal II sebesar 4,72 persen (yoy), dan kuartal I 4,67 persen (yoy).
        
Menurut Gundy, pemerintah harus konsisten untuk meningkatkan realisasi anggaran di sisa waktu 2015 ini. Tren positif akibat perbaikan realisasi anggaran pemerinah akan mendorong kepercayaan dunia usaha untuk menggenjot investasinya.
        
"Itu akan signifikan, mengingat hingga Agustus hanya 53 persen dari anggaran 2015 telah teralisasi," kata dia.
        
Di sisa waktu 2015, Gundy menilai terdapat potensi perbaikan aliran investasi. Hal itu, ujarnya, akan terdorong jika pelaku usaha telah merasa "nyaman" dengan kondisi ekonomi terkini, --terutama dengan nilai tukar rupiah--, untuk melakukan ekspansi.
        
Kinerja impor barang modal dan bahan baku selama kuartal IV ini akan menjadi indikator dari proses perbaikan konsumsi swasta, kata Gundy.
        
Dari sisi moneter, Gundy menyoroti wacana penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) yang terus berkembang beberapa waktu terakhir ini.
        
Gundy menilai kebijakan suku bunga acuan, pada saat ini, tidak dapat menjadi instrumen yang ampuh untuk perbaikan ekonomi, jika tidak dibarengi dengan bukti dunia usaha dan investor untuk merealisasikan penanaman modal.