Rupiah menguat karena pasar respons positif paket ekonomi

id Rupiah menguat karena pasar respons positif paket ekonomi

Rupiah menguat karena pasar respons positif paket ekonomi

Uang Rupiah baru. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Jakarta (Antara Lampung) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan rupiah mulai menguat terhadap dolar AS dalam beberapa hari terakhir, karena para pelaku pasar merespon positif penerbitan tiga jilid paket kebijakan ekonomi.
         
"AS sudah tidak menaikkan suku bunga setelah dilakukan tiga atau empat kali rapat (FOMC), dulu tidak turun (pergerakan rupiahnya). Kenapa sekarang turun? itu karena ada faktor lain, yaitu kita membentuk keyakinan pasar," ujarnya di Jakarta, Kamis.
         
Darmin menjelaskan kondisi global saat ini terbantu oleh belum membaiknya kondisi ekonomi di Amerika Serikat, sehingga menyebabkan dolar AS cenderung melemah terhadap mata uang negara-negara lainnya.
     
Namun, penerbitan paket kebijakan telah membentuk keyakinan pasar dan menimbulkan persepsi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia, sehingga rupiah relatif menguat lebih baik dari kurs negara-negara berkembang yang lain.
         
"Kalau dolar melemah, banyak nilai tukar mata uang lain menguat. Tinggal siapa yang menguat lebih besar. Yang menguat lebih besar adalah negara yang menyiapkan diri untuk memperbaiki ekonominya. Kalau anda menyiapkan diri, anda bisa menguat lebih tinggi," katanya.
         
Menurut Darmin, meskipun rupiah terus menguat hingga berada pada kisaran Rp13.300 per dolar AS, setelah dalam beberapa bulan terus-terusan terdepresiasi, namun rupiah masih belum sesuai dengan nilai fundamentalnya.
         
"Rupiah ini sudah bablas selama beberapa bulan, karena spekulasi macam-macam, euforia atau histeria. Sudah tidak karu-karuan. Sekarang ini sedang menuju balik. Saya tidak mau bilang berapanya. Intinya ini masih bergerak dalam sebulan dua bulan ini," jelasnya.
         
Darmin memproyeksikan kondisi penguatan rupiah ini terjadi hingga rapat Federal Open Market Commitee (FOMC) The Fed selanjutnya, yang menurut rencana berlangsung menjelang akhir tahun 2015.
         
"Sebelum akhir tahun akan ada rapat FOMC, bisa terjadi kenaikan tingkat bunga, bisa juga tidak. Dan biasanya menjelang rapat, dolar menguat. Ini situasi yang harus kita lalui. Yang penting tidak usah terlalu risau dan grogi. Yang penting kita kerja," ujarnya.
         
Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 338 poin menjadi Rp13.278 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.616 per dolar AS.