Petani lada Lampung Timur nikmati harga tinggi

id harga ladi tinggi, petani lada lampung timur,

 Petani lada Lampung Timur nikmati harga tinggi

Lada basah yang sedang dijemur milik salah seorang petani lada di Desa Pakuanaji Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur (FOTO ANTARA Lampung/Muklasin.)

Tahun-tahun dulu, lada dihargai murah, tapi saat ini harganya tinggi meski naik turun tapi penurunannya tidak terlalu banyak
Sukadana, Lampung (ANTARA Lampung) - Para petani lada di Kabupaten Lampung Timur di Provinsi Lampung mengatakan penguatan nilai dolar Amerika Serikat atas rupiah sejak beberapa bulan ini justru membawa berkah tersendiri bagi mereka, karena membuat harga lada melambung tinggi dapat mereka nikmati.

Muftah (37), petani lada di Desa Jembat Batu Kecamatan Sukadana, Selasa, menyebutkan saat ini harga lada kering di wilayahnya mencapai Rp125 ribu per kg.

Menurutnya, harga itu tertinggi yang pernah dialami oleh para petani lada yang pada tahun-tahun sebelumnya hanya dihargai Rp55 ribu hingga Rp75 ribu per kg.

"Tahun-tahun dulu, lada dihargai murah, tapi saat ini harganya tinggi meski naik turun tapi penurunannya tidak terlalu banyak," kata Muftah.

Harga lada yang tinggi saat ini, menurutnya, dipicu pelemahan nilai tukar rupiah atas dolar AS, sehingga harga komoditas ekspor ini mengalami kenaikan.

Muftah menyebutkan, daerah penghasil lada di Kabupaten Lampung Timur di antaranya adalah wilayah Kecamatan Sukadana, Margatiga, Melinting, dan Jabung.

Supartono (47), petani lada di Desa Pakuanaji Kecamatan Sukadana membenarkan petani lada setempat menjual hasil panen ladanya dengan harga tinggi dan bervariasi berdasarkan kualitasnya.

"Lada kering yang dijemur dua hari, petani menjualnya dengan harga Rp120 ribu hingga Rp125 ribu per kg, sedangkan harga lada kering simpan, petani menjualnya dengan harga Rp130 ribu hingga Rp135 ribu per kg," ujarnya lagi.

Menurutnya, masih ada sebagian petani yang menjual masih dalam bentuk lada basah atau disebut lada cangkang basah yang dihargai oleh para pembeli dengan harga Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per kg.

Alasannya, menurutnya, petani menjual dalam bentuk cangkah basah karena petani tersebut tidak mau direpotkan dengan menjemurnya lagi.

Ia menyebutkan, dalam satu hektare dengan isi 1.800 batang pohon lada, petani lada bisa memanen 5--6 ton lada basah sekali panen dan didukung oleh cuaca panas.

"Apalagi didukung dengan cuaca panas seperti ini, kualitas lada semakin bagus," katanya lagi.

Tapi saat ini, menurutnya, disayangkan sudah banyak petani lada yang mengalihfungsikan lahannya dengan komoditas pertanian/perkebunan lainya, karena pada tahun-tahun sebelumnya harga lada relatif murah.

"Banyak yang menyesal kalau tahu harga lada sekarang tinggi," katanya pula.