Jalur Alas Roban Masih Jadi Momok Pemudik

id Jalur Alas Roban, Alas Roban

Batang, Jateng (ANTARA Lampung) - Kondisi di sepanjang jalur Alas Roban, Kecamatan Gringsing, hingga Kota Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sudah relatif berbeda dengan keadaan pada tahun-tahun sebelumnya.

Kendati demikian, kondisi jalur pantura Alas Roban masih tetap menjadi pusat perhatian pengguna jalan dan perlu ekstra hati-hati serta waspada saat melintas di jalan tersebut.

Dengan kondisi jalan yang banyak menikung dan menanjak, pengguna jalan atau khususnya pemudik yang belum mengenal medan jalan perlu ekstra hati-hati saat melewati jalur yang lebih dikenal sebagai jalur "Tengkorak".

Sudah relatif banyak yang menjadi korban di jalur "Ciluba" itu karena faktor "human error" pengemudi kendaraan.

Selain faktor banyak jalan yang menikung dan tanjakan tajam, kondisi jalur Alas Roban hingga Kota Batang masih banyak jalan yang gelap karena hampir ratusan lampu penerangan jalan umum yang mati atau rusak.

Kondisi jalur pantura Alas Roban yang kini sudah terbagi tiga jalur memang sedikit mengurangi kerawanan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas kendaraan.

Kendaraan kecil, seperti mobil pribadi dan sepeda motor, dari arah barat (Pekalongan) ke timur (Semarang) bisa melewati jalur utara dan selatan.

Namun, untuk kendaraan berat, seperti bus dan truk, dari arah barat maupun timur diwajibkan melalui jalur selatan dan tengah.

Kendati demikian, masih banyak pengemudi bus yang nekat menerobos jalur yang hanya bisa untuk kendaraan kecil sehingga memicu terjadi kemacetan arus lalu lintas di jalur itu.

Pengendara sepada motor Aris Purwanto yang setiap Lebaran selalu mudik dan balik Lebaran melalui jalur Alas Roban ini mengaku dirinya cukup hati-hati dan ekstra waspada.

"Meski, kondisi jalur Alas Roban sudah relatif cukup baik dan lebar, kemacetan dan kecelakaan masih sering terjadi di jalan yang banyak menikung dan menanjak ini," kata pemudik asal Sragen, Arif Purwanto.

Melihat kondisi jalan yang cukup berbahaya itu, tampaknya pemudik yang akan balik ke Jakarta dan kota lainnya dipatuhi oleh pengendara, khususnya pengemudi mobil pribadi.

Mereka lebih memilih beristirahat di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) pantai utara Kaliwungu hingga Kecamatan Bringsing, Selasa (21/7) pagi.

"Rest area" tampaknya menjadi pilihan para pemudik yang akan balik ke Jakarta. Puluhan mobil pribadi pada hari Selasa (21/7) sekitar pukul 02.00 WIB terlihat parkir di lokasi tersebut karena pertimbangan lebih aman dan nyaman.

Berdasarkan data 2014, jumlah angka kecelakaan di wilayah Kepolisian Resor Batang sebanyak 429 kejadian dengan korban meninggal dunia 78 orang, luka berat sembilan orang, luka ringan 542 orang dengan kerugian materi mencapai Rp703.500.000.

Adapun hingga pertengahan 2015, jumlah angka kecelakaan sudah mencapai 216 kejadian dengan korban meninggal dunia 21 orang, korban lukan berat 19 orang, luka ringan 252 orang, serta kerugian materi Rp444.400.000.

Kepala Polres Batang AKBP Joko Setiono mengimbau para pemudik yang lewat di pantai utara Alas Roban agar ekstra hati-hati dan waspada karena jalur ini merupakan titik lelah perjalanan dari arah barat (Jakarta).

"Kami imbau para pemudik sepeda dan mobil pribadi jangan memaksakan diri melanjutkan perjalanan jika kondisi tubuh sudah lelah. Beristirahat secukupnya dan melanjutkan kembali perjalanan setelah tubuh terasa bugar," katanya.

                           Dampak Tol Cipali
Kerawanan kemacetan dan kecelakaan pada arus mudik dan balik Lebaran di jalur pantura Jawa Tengah, khususnya di Alas Roban akan makin meningkat karena pengaruh dibukanya Tol Cipali.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa titik kemacetan dalam arus mudik tahun ini akan berpindah ke Jawa Tengah karena pengaruh dibukanya Tol Cipali.

"Tahun ini diperkirakan 6,88 juta pemudik akan tumpah di Jawa Tengah. Tahun lalu, pintu keluar ada di Jawa Barat, tetapi tahun ini pindah ke Jawa Tengah dan Brebes," katanya.

Gubernur sudah melihat jalur mudik di wilayah bagian barat Jawa Tengah yang secara keseluruhan kondisi jalan sudah siap dilalui pemudik.

Memang ada beberapa titik ruas jalan yang belum sepenuhnya selesai diperbaiki sehingga perbaikan akan dihentikan terlebih dahulu agar tidak mengganggu arus mudik.

"Usai Lebaran, baru perbaikan akan dilanjutkan," katanya.

Kerawanan kemacetan dan kecelakaan memang setiap tahunnya selalu menghatui di jalur pantura dari Brebes hingga Rembang, bahkan jalur tengah.

Jika Lebaran tahun lalu, kemacetan tertumpu di Jembatan Comal, pada Lebaran 2015 arus lalu lintas kendaraan tumpah ruah masuk wilayah pantura Jateng.

Tentunya, padat arus mudik maupun balik Lebaran 2015 juga menimbulkan kerawanan di jalur Alas Roban, Kecamatan Gringsing.

"Tahun lalu, kita mendapat cobaan Jembatan Comal yang harus diperbaiki sehingga lalu lintas berputar-putar. Tahun ini, kita semua berharap tidak ada cobaan serupa agar dapat mendorong untuk kelancaran mudik tahun ini," kata Ganjar Pranowo.

Kepadatan arus mudik dan balik Lebaran dipastikan akan menguras tenaga jajaran Polri untuk mengatur arus lalu lintas kendaraan lancar dan aman.

Kepala Kepolisian Daerah Jateng,Inspektur Jenderal Polisi Nur Ali memaparkan saat arus mudik dan balik Lebaran akan menimbulkan kerawanan kemacetan dan kecelakaan di jalan raya.

Oleh karena itu, kata dia, para pemudik harus ekstra hati-hati dan waspada serta mematuhi peraturan lalu lintas  saat mengemudikan kendaraan di jalan raya.

Limpahan kendaraan dari Jawa Barat akan makin menimbulkan kerawanan kemacetan di jalur pantura, termasuk Alas Roban.

"Kondisi jalur pantura akan padat saat arus mudik dan balik Lebaran, termasuk di jalur Alas Roban, yang kini masih sedikit lampu penerangan jalan. Kami imbau pemudik hati-hati dan waspada serta jangan memaksakan diri mengendarai kendaraan jika tubuh sudah lelah," katanya.