Prospek bebek potong di Lampung Timur menggiurkan

id bebebk potong

Prospek bebek potong di Lampung Timur menggiurkan

Prospek budidaya bebek potong di Lampung Timur cukup menggiurkan menyusul banyaknya permintaan FORO Antara Lampung/Muklasin)

Jabung, Lampung (ANTARA Lampung) - Prospek budidaya bebek potong di Lampung Timur cukup menggiurkan menyusul banyaknya permintaan dari konsumen, terutama pada bulan Ramadhan dan mendekati Lebaran 2015.

Peternak bebek potong Wajid Husni (29) asal Dusun Pasiran, Desa Mumbang Jaya, Kecamatan Jabung, Kabupaten Lampung Timur, Senin, mengatakan usaha budidaya ternak bebek potong yang dirintis sejak dua tahun lalu kini membuahkan hasil.

"Berawal dari banyaknya lahan yang kosong pascapanen maka saya berinisiatif untuk membudidayakan bebek pembesaran dengan cara di angon di persawahan di daerah saya," ujarnya.

Wajid yang juga seorang guru di sebuah sekolah di Kecamatan Jabung menuturkan, butuh kesabaran dan ketelatenan dalam menekuni usaha budidaya bebek potong ini karena memelihara unggas tersebut harus dilepas pada siang harinya di areal persawahan yang telah dipanen dan perlu penjagaan dari pemiliknya.

Ia mengatakan, usaha budidaya bebek potong ini telah dimulainya sejak dua tahun yang lalu. Dalam membudidayakanya bebek potong, dirinya dibantu keluarganya.

"Butuh waktu 2,5-3 bulan lamanya untuk memelihara bebek potong ini hingga layak jual dan siap untuk dikonsumsi," katanya.

Wajid menjelaskan awal memulai budidaya bebek potong ini dengan membeli benih bebek atau meri bebek kecil dari penjual penetas telur bebek di daerahnya.

"Ada 800 bibit yang kita beli," tuturnya.

Dalam pemeliharaanya, pakan untuk bebek potong ini cukup khusus, wajid mengaku menyediakan pakan khusus saat memberi makan hewan peliharaanya ini.

Selain pakan, vitamin tambahan juga diberikan berupa ikan asin yang dicampur dengan dedak, jagung dan mineral khusus penumbuh bulu dan ransum bebek.

Hal itu dilakukan agar bebek yang dihasilkan berkualitas cukup baik.

Dari usaha bebek ini menurutnya, ia mengaku cukup besar mengeluarkan modal, baik bibit bebek, pakan serta beberapa obat-obatan yang diperlukan untuk pertumbuhan unggas ini.

"Selama dua bulan modal bibit dan pakan serta obat-obatan yang dihabiskan lumayan besar," sebutnya tanpa merinci angka.

Dari hasil budidaya tersebut, ia menjual dengan harga Rp30 ribu hingga Rp35 ribu/ekor.

Ia menyebutkan, pelanggan setianya adalah warung makan di daerah sepanjang jalan lintas timur, serta ada beberapa pembeli yang berasal dari luar daerah seperti Jakarta, Serang dan Banten.

Para pelanggan mengolahnya menjadi makanan seperti bebek goreng maupun bebek bakar karena banyaknya gizi dan protein yang tinggi.

Selain itu, ada beberapa pembeli yang mengaku unggas ini dapat di pergunakan sebagai obat.

Ia menyatakan, dari hasil usahanya ini dirinya dapat meraup penghasilan kotor selama 2,5 bulan pemeliharaan 500 ekor bebek hingga Rp17 juta.

"Hari ini terjual 500 ekor," sebutnya.

Pria beranak satu ini juga mengungkapkan harapannya kepada pemerintah agar usaha yang dilakukanya mendapat perhatian pemerintah.

Ke depan ia berharap ada perhatian dari pemerintah, baik pemerintah daerah, provinsi maupun pusat sehingga ada pembinaan dan pemberdayaan serta bantuan yang ada di dinas terkait sehingga petani khususnya pembudidaya bebek dan lainya mampu mengembangkan usahanya agar mampu menjadi pemasok kebutuhan daging yang ada di Provinsi Lampung ini dan di luar daerah Lampung," harapnya.

Menurut dia, saat ini penjualan bebek potong di Indonesia semakin hari semakin meningkat baik dari kalangan menengah maupun kalangan atas.