Mahasiswa Lampung Perlu Penguatan Wawasan Maritim

id Wawasan Maritim Mahasiswa, Kuliah Umum SOI, Konsulat AS di Lampung, Maritim Lampung

Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Lampung, Envermy Vem MSc menegaskan bahwa para generasi muda khususnya pelajar dan mahasiswa di Lampung perlu penguatan wawasan maritim.

"Penguatan wawasan maritim bagi generasi muda, khususnya pelajar dan mahasiswa itu diperlukan agar mereka ikut berperan dalam penguatan sektor maritim di Indonesia," ujar Envermy Vem, mewakili Rektor IBI Darmajaya Dr. Andi Desfiandi, SE., MA, di Bandarlampung, Jumat (19/6).

Dia menyatakan bahwa IBI Darmajaya berupaya memfasilitasi mahasiswa sebagai generasi muda untuk ikut terlibat dan berperan dalam penguatan maritim di Indonesia.

Vem mengaku cukup bangga karena kepercayaan pihak Konsulat Amerika Serikat yang memilih IBI Darmajaya sebagai kampus swasta perwakilan Lampung yang menjadi mitra dalam menyelenggarakan diskusi berupa kuliah umum tentang kemaritiman bersama Konsulat AS di Medan yang berlangsung di Kampus IBI Darmajaya, Jumat.

"Diharapkan pemuda Indonesia khususnya para mahasiswa Lampung dapat terlibat dalam upaya penguatan maritim di Indonesia. Salah satunya dengan membuka wawasan tentang sains dan teknologi yang diterapkan pada penelitian SOI, serta ikut serta dalam menjaga dan melestarikan habitat kelautan Indonesia," ujarnya pula.

Guna membagikan ilmu kepada mahasiswa dan pemuda di Lampung, Konsul AS untuk Sumatera Y Robert Ewing, dan juru bicara Schmid Ocean Institute (SOI) Carlie Wiener memberikan kuliah umum di Kampus IBI Darmajaya, Jumat.

Carlie Wiener mengungkapkan pentingnya peran sains dan teknologi serta keterlibatan pemuda dalam upaya penguatan maritim Indonesia sebagai partner AS.

"Pemerintah Amerika Serikat juga membuka kesempatan luas bagi masyarakat Indonesia untuk studi lanjut ke Amerika Serikat, dan mengenal proses penelitian di perairan Indonesia. SOI juga memberi kesempatan bagi pemuda Indonesia untuk ikut serta dalam pelaksanaan penelitian di Kapal Falkor melalui proses perekrutan yang berlaku," ujarnya lagi.

Carlie menjelaskan, SOI yang berdiri sejak 2009 ini merupakan organisasi nonprovit yang bekerjasama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk melakukan penelitian di perairan Indonesia.

Kapal Falkor yang dimiliki SOI mulai beroperasi pada 2011 dan saat ini sedang berlabuh di Sumatera.

"SOI aktif melakukan penelitian di bidang kemaritiman yang tujuannya untuk mendeteksi pergerakan lempengan dasar laut yang dapat menyebabkan bencana alam seperti tsunami. Selain itu, SOI sering menemukan spesies baru baik hewan dan tumbuhan laut yang belum pernah ditemukan sebelumnya," ujarnya pula.