Rektor Unila: Hutan Mangrove Harus Dijaga

id rektor unila, sugeng prayitno harianto, hutan mangrove

Rektor Unila: Hutan Mangrove Harus Dijaga

Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. (unila.ac.id)

Menjaga mangrove tidak cukup dengan larangan dalam bentuk tulisan, tapi harus dengan dukungan masyarakatnya yang telah memiliki kesadaran bahwa mangrove bermanfaat bagi masyarakat di sini."
Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Rektor Universitas Lampung Prof Sugeng Prayitno Harianto mengingatkan warga pesisir di provinsi ini untuk dapat menjaga hutan mangrove atau bakau yang ada, sehingga terlindungi dari ancaman bencana dan mendapatkan manfaat lain dari pelestarian mangrove ini.

"Menjaga mangrove tidak cukup dengan larangan dalam bentuk tulisan, tapi harus dengan dukungan masyarakatnya yang telah memiliki kesadaran bahwa mangrove bermanfaat bagi masyarakat di sini," ujar Rektor Unila di Bandarlampung, Sabtu (23/5).

Menurut Sugeng, pelestarian hutan mangrove di Indonesia dan Lampung khususnya mendapatkan ancaman, mengingat aktivitas warga pesisir membuka tambak tradisional maupun kegiatan lainnya. Padahal kerusakan hutan bakau itu akan berdampak buruk bagi lingkungan maupun masyarakat sekitarnya.

Sebelumnya, kepada masyarakat pesisir Desa Margasari saat meresmikan taman baca bagi siswa pesisir di Desa Margasari Lampung Timur, Jumat (21/5), Rektor Unila Sugeng P Harianto juga mengajak warga setempat dapat menjaga dan melestarikan hutan bakau yang ada di sekitar mereka.

Sugeng menegaskan bahwa manfaat mangrove akan muncul manakala masyarakat paham akan manfaat tanaman itu yang dirasakan dengan keberadaannya di sekitar mereka.

"Dari sisi pelestarian dan perlindungan, mangrove dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat sekitar dari ancaman bencana alam tsunami," katanya lagi.

Ia mencontohkan apa yang terjadi di Aceh beberapa tahun lalu, mangrove sedikit dapat memberikan perlindungan kepada masyarakatnya dari bencana tsunami.

Sugeng menyampaikan pula manfaat keberadaan hutan bakau (mangrove) itu, yaitu dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Dia menegaskan, dengan pemahaman atas manfaat itu, masyarakat akan berusaha keras mempertahankan mangrove yang ada di sekitarnya.

Sugeng juga menyatakan bahwa mangrove di Labuhan Maringgai Lampung merupakan pusat penelitian nasional dan internasional.

"Mangrove Desa Margasari sudah go international, salah satunya Jepang dan Prancis yang sudah tahu keberadaan mangrove Desa Margasari," katanya.

Ketua Pusat Studi Pesisir dan Kelautan Universitas Lampung sebagai inisiator taman baca siswa pesisir, Dr Melya Riniarti, mengatakan dengan adanya taman baca ini adalah sebagai bentuk pendidikan potensial bagi masyarakat pesisir untuk melindungi hutan mangrove.

Menurutnya, taman baca itu juga bagian dari pemberdayaan masyarakat pesisir, karena buku yang disediakan terdiri dari berbagai macam buku yang bisa dibaca berbagai kalangan termasuk orang tua.

"Kalau masyarakatnya memiliki pendidikan yang baik, maka masyarakat itu akan memiliki kesadaran dan hutan mangrove pun dapat terjaga kelestarianya," ujarnya.