Petani Harap Pemerintah Kawal Stok-Harga Pupuk

id petani, padi, punduh, pedada, harga, pupuk

Petani Harap Pemerintah Kawal Stok-Harga Pupuk

Petani Desa Kampungbaru, Kec.Margapunduh, Kab.Pesawaran, Provinsi Lampung memupuk tanaman padi muda. Petani setempat mengalami kekurangan pupuk untuk cocok tanam padi musim kemarau (gadu). (ANTARA FOTO/M.Tohamaksun)

"Distribusi pupuk harus adil dan merata sampai ke desa-desa, juga harus diawasi sampai ke tingkat kelompok tani dan harganya juga terjangkau serta jangan sampai langka."
Bakauheni, Lampung, (ANTARA Lampung) -  Para petani padi sawah musim hujan (rendeng) sangat mengharapkan pemerintah melalui instansi terkait mengawal distribusi dan harga pupuk serta obat-obatan agar padi bisa panen raya dengan baik pada waktunya.
        
"Distribusi pupuk harus adil dan merata sampai ke desa-desa, juga harus diawasi sampai ke tingkat kelompok tani dan harganya juga terjangkau serta jangan sampai langka," kata petani Desa Kampungbaru, Kecamatan Marga Punduh, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, Hikmat (35), di Kampungbaru, Selasa.
        
Petani dengan satu orang anak yang sedang menggarap beberapa petak sawah sekitar satu hektare itu mengemukakan, pupuk seperti Urea dan TSP yang sangat dibutuhkan petani saat musim tanam sering ada masalah saat dibutuhkan petani.
        
Tanaman padi muda yang baru cocok tanam hampir sebulan lalu itu diharakan bisa panen raya dalam dua bulan ke depan, dengan harapan air irigasi cukup, pupuk dan obat-obatan sarana produksi (Saprodi) cukup, juga aman dari berbagai serangan hama.
        
"Kita harapkan musim tanam padi awal tahun ini bagus hasilnya," kata petani di desa pantai yang berjarak sekitar 60 Km dari Kota Bandarlampung itu pula.
        
Harapan yang sama juga disampaikan petani padi sawah di Desa Kotabatu, Kecamatan Pubian, Kabupaten Lampung Tengah, Nahrowi (48), yang mengatakan pupuk Urea di desa yang berjarak sekitar 100 Km dari Kota Bandarlampung itu agak langka.

        
"Harga beras kualitas sedang di sini sudah Rp11.000/Kg, kendala lainnya pupuk agak langka," ujar bapak dari empat orang anak itu lagi.
        
Baik Hikmat maupun Nahrowi mengharapkan agar pemerintah membantu pupuk dan bibit padi.
        
"Bantuan pupuk dan bibit itu hendaknya juga harus diawasi, jangan sampai banyak deselewengkan, misalnya oleh oknum-oknum kelmpok tani," katanya mengharapkan.
        
Khusus pupuk di Dewa Kampungbaru, yang terdiri atas sekitar empat hingga lima dusun, dengan luas areal tanaman padi sawah tadah hujan sekitar 150 hektare (Ha), dilaporkan oleh aparat desa setempat tidak langka.
        
"Pupuk Urea Rp110.000 sampai dengan Rp120.000/zak isi 50Kg, dan  tidak langka. Aman saja," kata Kepala Urusan Pembangunan (Kaurbang) Desa Kampungbaru. H. Hanapi.
       
Namun beberapa petani di sekitarnya menilai, pembagian atau distribusi pupuk pemerintah ke desa-desa masih sering kurang adil.
        
Hal itu, kata mereka, misalnya belum semua desa dapat secara maksimal sesuai yang dibutuhkan.
        
"Yang dibutuhkan para petani sawah adalah pupuk Urea dan NPK. Harga pupuk Urea di desa kini sekitar Rp120.000/zak (50Kg), dan pupuk NPK eceran mencapai Rp6.000/Kg," kata Hikmat menambahkan.
        
Provinsi Lampung termasuk salah satu "Lumbung Pangan" nasional, karena memiliki sekitar 530.000 hektare (Ha) lahan padi sawah yang bisa ditanami padi di musim hujan (rendeng), dan sekitar sepertiganya yang bisa ditanami padi di musim kemarau (gadu).
        
Sentra pertanian padi sawah Lampung itu seperti di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Selatan, Lampung Timur, Pesawaran, Kota Metro, Pringsewu, dan Kabupaten Tanggamus.