Hari Ibu Berbeda Dengan "Mother'S Day"

id hari ibu,berbeda,london

Itu arahan Atase Perdagangan KBRI London, Rita Rosiana, saat memimpin upacara Hari Ibu yang diikuti anggota Dharma Wanita serta Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia Hamzah Thayeb."
London, (ANTARA Lampung) - Hari Ibu dalam masyarakat Indonesia sangat berbeda dengan Mother's Day di Amerika dan negeri Barat lainnya, kata Atase Perdagangan KBRI London, Rita Rosiana, dalam peringatan Hari Ibu untuk wilayah Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia.
         
"Itu arahan Atase Perdagangan KBRI London, Rita Rosiana, saat memimpin upacara Hari Ibu yang diikuti anggota Dharma Wanita serta Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia Hamzah Thayeb," kata Pensosbud KBRI London Hani Hamidah kepada Antara London, Rabu.
         
Dalam pandangan masyarakat Indonesia, kata Atase, Hari Ibu bukan hanya menghargai jasa wanita dalam konteks keluarga, melainkan dalam kerangka yang lebih menyeluruh yakni wanita sebagai pejuang dan warga negara yang turut mengisi kemerdekaan dengan hal-hal terpuji.
         
"Peran ibu pada masa sekarang semakin meningkat bersamaan dengan semakin meningkatnya tantangan yang dihadapi kaum Ibu, namun sebagai bagian dari bangsa yang besar, maka ibu tentu sepakat untuk pantang menyerah, pantang mundur dan mengeluh," katanya.
         
Menurut  Rita Rosiana, arti dari Hari Ibu kini telah banyak berubah, karena pada hari tersebut diperingati dengan menyatakan rasa cinta dan kasih terhadap kaum Ibu.
         
"Orang-orang saling mengucapkan Selamat kepada Ibu, mengambil alih tugas Ibu di rumah tangga, bertukar hadiah dan menyelenggarakan berbagai acara serta kompetisi, seperti seminar, lomba memasak makanan, memakai pakaian Nasional atau kebaya dan berbagai acara kewanitaan lainnya," katanya.
         
Di Era globalisasi, berkembangnya teknologi yang semakin canggih, meningkatnya pergaulan bebas dan maraknya penyalahgunaan minuman beralkohol serta  bentuk penyelewengan dan kekerasan, Ibu-ibu tentunya sepakat bahwa betapa hebatnya dampak dari hal-hal tersebut bagi keluarga.
         
"Kaum Ibu harus dapat menjadi sosok yang mampu mengarahkan, mengendalikan, mencegah dari dampak tersebut dan sekaligus menjadi tauladan bagi bagi putera-puteri, keluarga dan bangsa. Tanggung jawab seorang Ibu, dihadapkan kepada berbagai masalah, berbagai ragam tantangan, bentuk persoalan, bahkan terkadang masalah kaum Bapak pun  menjadi bagian dari permasalahan para Ibu," ujarnya.
         
Untuk itu, ia mengimbau untuk tidak menganggap remeh peranan kaum Ibu. Sebab tanpa Ibu, siapapun tidak akan pernah ada di dunia ini. Tanpa Ibu, siapapun ibarat burung yang tak akan pernah terbang sempurna, demikian Rita Rosiana.
         
Tema dari peringatan Hari Ibu kali ini adalah "Kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan menuju Indonesia berdaulat, mandiri dan berkepribadian".
         
"Tema tersebut diangkat dengan harapan agar dapat lebih meningkatkan peran, partisipasi dan pemberdayaan perempuan dalam setiap aspek pembangunan Bangsa dan Negara tercinta Indonesia," katanya.
         
Tanggal 22 Desember diresmikan sebagai hari Ibu oleh Presiden Soekarno di bawah Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1953, yaitu pada Hari Ulang Tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia Tahun 1928.
    
Tanggal 22 Desember dipilih untuk merayakan semangat Wanita Indonesia dan meningkatkan kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
         
Sementara itu, di Amerika dan lebih dari 75 negara lainnya, seperti Australia, Kanada, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapura, Taiwan dan Hongkong, Hari Ibu atau Mother's Day dirayakan pada hari Minggu pekan kedua di Bulan Mei.
         
Di beberapa Negara di Eropa dan Timur Tengah, Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day diperingati pada tanggal 8 Maret.
         
Peringatan hari ibu yang digelar Dharma Wanita Persatuan KBRI London itu berlangsung meriah dengan diadakannya berbagai lomba seperti mengenakan dasi oleh ibu ibu dan lomba "ngulek sambel" yang ikuti kaum bapak-bapak yang diadakan di ruang pertemuan KBRI London, Senin siang.
         
Lomba Ngulek sambel yang diikuti kaum bapak-bapak termasuk  Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia Hamzah Thayeb, keluar sebagai juara lomba ngulek sambel  Minister Counsellor Eka A. Suripto.
         
"Bapak biasa hidup sendiri di luar negeri jadi suka masak dan ngulek sambel," ujar Ny  Mardalina Eka A. Suripto,  kepada Antara London.
         
Dalam lomba "ngulek sambel" yang ikuti kaum bapak-bapak diplomat  memilih beberapa bahan yang telah disediakan  seperti cabai merah, tomat, bawang merah dan terasi serta bumbu lainnya seperti kemiri, ketumbar dan gula serta cobekan batu beserta ulekan.
        
Selain lomba ngulek  sambel juga diadakan lomba mengenakan dasi yang diikuti kaum ibu-ibu dengan mengenakan dasi kepasa sang suami. "Bapak biasanya memasang dasi sendiri," ujar Ny Lastry Thayeb.