Anies Baswedan, Menteri yang Rendah Hati

id Anis Bawesdan, Menteri Baru, Kabinet Kerja, Menteri Kebudaaan dan Dikdasmen, Paramadina, rektor, Pendidikan

Anies Baswedan, Menteri yang Rendah Hati

Anies Baswedan (antaranews.com)

Kami tidak takut bermain di sini. Kenal kok dengan Pak Anies, orangnya baik."
Jakarta (ANTARA Lampung) - Kalau ditanya, seberapa ramahnya Anies Baswedan? Silakan anda bertanya dengan tetangga-tetangga rumahnya di bilangan Jakarta Selatan.

Halaman rumah Anies yang berada di Jalan Lebak Bulus I, Jakarta Selatan, dijadikan arena bermain anak-anak usia TK dan sekolah dasar.

Belasan anak-anak sedang asyik bermain di halaman berumput hijau, menjelang pengumuman susunan kabinet.

"Kami tidak takut bermain di sini. Kenal kok dengan Pak Anies, orangnya baik," kata murid kelas empat SD yang bermain di sana, Annisa (10).

Annisa mengaku Pak Anies, sapaannya pada Anies Baswedan, tidak marah jika dirinya dan teman-temanya bermain di halaman rumahnya. "Asal jangan berisik saja," katanya.

Ia suka bermain di rumah Rektor Universitas Paramadina itu karena mempunyai halaman rumput hijau dan tak berpagar.

Bahkan tak jarang, anak-anak itu bermain dengan anak-anak Anies Baswedan di dalam rumah itu. Keempat anak Anies, yakni Mutiara, Mikail, Kaisar dan Ismail.

Pedagang yang kerap melintas di rumah Anies Baswedan, Maimunah (45), mengaku Anies Baswedan bukanlah orang yang sombong.

"Pak Anies membolehkan anak-anak bermain di rumahnya," kata Maimunah.

Panji Pratama (27), seorang pengagum atau fans Anies Baswedan, mengaku gembira dengan penunjukan Anies Baswedan sebagai Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah oleh Presiden Joko Widodo.

"Beliau orangnya rendah hati. Tercermin dari tutur katanya yang santun," kata Panji.

Panji yang mantan jurnalis itu mengaku kagum dengan Anies Baswedan sejak 2004. Ketika itu, Anies tampil menjadi moderator debat capres.

"Pak Anies sosok yang cerdas dan tulus, serta menginspirasi lewat retorika dan gerakannya," kata Panji.

                          Tingkatkan Kualitas Pendidikan
Begitu diamanatkan menjadi Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah pada Kabinet Kerja, keinginan utama Anies adalah meningkatkan kualitas pendidikan.

"Pendidikan adalah hal mendasar. Kualitas manusia ditentukan oleh pendidikan, kesehatan dan kesejahteraannya," ujar Anies.

Pendidikan, kata mantan juru bicara Joko Widodo-Jusuf Kalla saat pilpres itu, menjadi hal yang krusial pada masa depan. Apalagi 'kita' kini berada di era global.

"Karena itu kita dorong kualitasnya meningkat. Saat Indonesia merdeka, angka melek huruf lima persen, saat ini meningkat menjadi 95 persen," katanya.

Penggagas Indonesia Mengajar itu mengajak seluruh masyarakat terdidik untuk ikut serta memajukan pendidikan Indonesia.

"Pendidikan jangan dipandang hanya tanggung jawab negara, tapi juga moral setiap orang terdidik. Pendidikan masalah bersama. Jadi setiap orang terlibat," ujar cucu pejuang kemerdekaan, Abdurrahman Baswedan itu.

                            Guru Kunci Utama
Pemilik nama lengkap Anies Rasyid Baswedan itu mengatakan kualitas guru merupakan kunci utama pendidikan.

"Sehebat apa pun kurikulum dan gedung pendidikan, tapi yang menjadi kunci utamanya guru," katanya.

Anies menjabarkan kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Apa yang diberikan kepada anak-anak harus sesuai dengan tantangan zaman.

Meski demikian, dia menegaskan bahwa kunci utama itu adalah guru. Kalau gurunya bermasalah, ya anak didiknya juga bermasalah.

Kemudian, kunci kualitas pendidikan yang kedua adalah kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi kualitas sekolah itu.

"Antara guru dan kepala sekolah perlu mendapat perhatian yang lebih," ujarnya singkat.

Anies Baswedan lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969. Anak dari pasangan Rasyid Baswedan (Mantan Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia) dan Aliyah (Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta).

Semenjak sekolah, Anies aktif di berbagai kegiatan organisasi dan ikut dalam pertukaran pelajar di luar negeri.

Anies menghabiskan masa kecil hingga sarjananya di Yogyakarta. Lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, kemudian pascasarjana Kebijakan Publik Universitas Maryland, dan meraih gelar doktor Ilmu Politik dari Universitas Northern Illinois.

Anies merupakan rektor termuda yang dilantik pada 2007. Saat itu, ia berusia 38 tahun.

Pria ramah itu juga mempelopori berbagai gerakan inspirasional yakni gerakan Indonesia Mengajar, Indonesia Menyala, Turun Tangan, dan Kelas Inspirasi.

Indonesia mengajar adalah lembaga nirlaba yang merekrut, melatih, dan mengirim generasi muda terbaik bangsa ke berbagai daerah di Indonesia untuk mengabdi sebagai Pengajar Muda (PM) di Sekolah Dasar (SD) dan masyarakat selama satu tahun. Lalu, Indonesia Menyala adalah gerakan buku dan perpustakaan yang diinisiasikan oleh Gerakan Indonesia Mengajar.

Sedangkan Kelas Inspirasi adalah gerakan yang bertujuan untuk menginspirasi murid SD dengan cara mengundang profesional untuk berbagi cerita tentang profesi.

"Kalau Indonesia Mengajar adalah bagian dari cara melunasi janji kemerdekaan khususnya di bidang pendidikan, maka Gerakan Turun Tangan mengajak semua orang untuk mau repot-repot menyelesaikan persoalan-persoalan bangsa," katanya.

Majalah Foreign Policy mencatat Anies masuk dalam daftar intelektual publik dunia pada 2008. Ia merupakan satu-satunya figur dari Indonesia dan Asia Tenggara yang masuk dalam daftar 100 intelektual dunia.

Pada 2010, Royal Islamic Strategic Centre, Yordania menempatkan Anies Baswedan sebagai salah satu dari 500 orang di seluruh dunia yang dianggap sebagai muslim berpengaruh dunia.

Anies juga mengikuti konvensi Partai Demokrat untuk memperebutkan kursi calon presiden pada Pemilu 2014, namun kemudian kandas dan akhirnya mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Pilpres 9 Juli lalu.

Kini, lelaki rendah hati itu pun terpilih menjadi menteri dari kelompok profesional