Korsel dan Indonesia Produksi Pesawat Tempur

id pesaw tempur

Korsel dan Indonesia Produksi Pesawat Tempur

Disain pesawat tempur KF-X/IF-X ((defenseindustrydaily.com))

Surabaya (ANTARA Lampung) - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menegaskan bahwa Indonesia dengan Korsel akan segera memproduksi pesawat KF-X/IF-X yang merupakan pesawat tempur generasi 4,5 dengan kemampuan di atas F-16 dan Sukhoi.
         
"Sebelumnya kita sudah lakukan "technology development phase" (TDP) yang di dalamnya ada transfer teknologi dan pembuatan prototipe, maka sekarang kita masuki 'engineering and manufacturing development phase' (EMD phase)," katanya di Surabaya, Senin.
         
Di sela penandatanganan "EMD Phase" yang disaksikan Dubes Korea untuk Indonesia, Cho Tae Young, itu, ia menjelaskan tahap TDP sudah menghasilkan enam prototipe pesawat itu dengan satu prototipe di antaranya diserahkan Indonesia untuk dirancang di dalam negeri.
         
"Kita mau bekerja sama dengan Korsel, karena Korsel mau 'transfer technology' untuk pesawat KF-X/IF-X setara F-22 itu. Kalau negara maju mungkin sudah F-35, meski masih dalam tahap rencana, tapi negara maju tidak mau 'transfer technology'," katanya.
         
Namun, katanya, pesawat tempur KF-X/IF-X sudah cukup bagi Indonesia.
         
"Bagi kita, pesawat tempur sekelas F-22 itu sudah cukup untuk menegakkan kedaulatan negara kita dan mengawasi teritorial kita. Lebih penting dari itu adalah kita bisa mandiri dalam alutsista," katanya.
         
Apalagi, katanya, Indonesia sudah membuktikan bahwa pihak Korsel mau melakukan alih teknologi itu, seperti saat kedua negara bekerja sama membuat empat kapal selam yakni dua kapal selam diproduksi di Korea dan dua kapal selam lagi di Indonesia.
         
Untuk EMD Phase, kedua pihak menyepakati "Project Agreement" (PA) yang ditandatangani oleh Dirjen Pothan Kemhan Dr Drs Timbul Siahaan MM dan Dirjen Aircraft Program DAPA (Defense Acquisition Program Administration) Brigadier General (Air Force) Jung, Kwan Sun. Penandatanganan PA disaksikan Menhan dan Dubes Korea.
         
"PA itu berisi penunjukan industri di Korea yang menjadi kontraktor utama untuk bekerja sama dengan industri Indonesia (PT DI), lalu pembentukan Joint Program Management Office (JPMO) antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan yang akan membahas anggaran, pengawasan, dan pembagian tugas masing-masing," katanya.
         
Ditanya jumlah pesawat tempur KF-X/IF-X yang akan diproduksi, ia mengatakan rencana kasar ada 50 pesawat tempur, namun proses PA masih akan tuntas pada November 2015, lalu EMD Phase akan menjadi Production Development Phase (PDP) hingga tahun 2023.
         
"Untuk produksi, kita mungkin akan merancang 20 pesawat tempur KF-X/IF-X terlebih dulu, karena biaya PDP itu paling besar. Kira-kira, biaya PDP membutuhkan anggaran sebesar Rp85 triliun dengan 20 persen akan ditanggung Indonesia, sedangkan 80 persen dari Korea dengan perjanjian kerja sama antarpemerintah," katanya.
         
Tentang "nasib" kerja sama yang bersifat jangka panjang itu dalam pemerintahan baru, Menhan menyatakan hal itu tidak akan berpengaruh, karena kerja sama jangka panjang itu sudah disepakati DPR dan pemerintah. "Jadi, bukan hanya Kemhan," katanya.
         
Dalam kesempatan itu, Dubes Korea untuk Indonesia, Cho Tae Young, mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Indonesia kepada Korea selama ini, terutama dalam kerja sama pertahanan.
         
"Semoga kerja sama ini akan berlanjut terus, saya tidak sabar ingin menyaksikan pesawat tempur buatan Indonesia dan Korea terbang di langit. Selamat Hari Ulang Tahun untuk TNI," katanya.