Sang 'Tarantula' vs 'Leo Messi'

id Sang Tarantula, vs . Leo Messi, Lionel Messi, Belgia, Argentina, Penjaga Gawang, Kiper, Keeper, Piala Dunia, bola, sepak bola, Barca, Barcelona, fo

 Sang 'Tarantula' vs 'Leo Messi'

Lionel Messi mencetak hatrik saat Argentina mengalahkan Brazil 4-3. (REUTERS Dok/ Eddie Keogh).

Courtois dan Messi akan berjumpa dalam pertempuran epik ketika mereka bertemu di babak perempat-final Piala Dunia 2014 di Salvador, Sabtu."
Salvador, Brazil (Antara/AFP) - Jika ada hal dikhawatirkan striker Argentina Lionel Messi di Piala Dunia, maka itu adalah kiper Belgia Thibaut Courtois, dikenal sebagai "sang tarantula", karena dia belum berhasil menjebol gawangnya dalam tujuh pertemuan terakhir mereka.

Courtois dan Messi akan berjumpa dalam pertempuran epik ketika mereka bertemu di babak perempat-final Piala Dunia 2014 di Salvador, Sabtu.

Hampir seperti cerita David dan Goliath. Pertanyaannya adalah siapa yang berperan sebagai siapa?

Courtois, dengan tinggi 1,99 meter (6 kaki dan 6 inci), melawan Messi, tinggi 1,69m (5 kaki, 7 inci).

Peraih penghargaan Ballon d'Or selama empat kali, Messi adalah seorang raksasa di antara para pemain serang, sejauh ini sudah mencetak empat gol di Piala Dunia 2014.

Sementara Courtois dikenal sebagai sang tarantula karena para lawannya percaya dia mempunyai delapan lengan untuk menjaga semua sudut gawangnya. Dan dia pun melakukannya dengan gaya.

Masih berusia 22 tahun, Courtois membukukan catatan laga tanpa kebobolan keseratus kalinya selama berkarir di lapangan hijau ketika laga Grup H melawan Rusia pekan lalu.

Dia bermain sebagai pemain kunci di Atletico Madrid untuk memboyong gelar juara liga musim ini, yang kemudian klub pemiliknya yaitu Chelsea ingin memboyongnya kembali ke Stamford Bridge untuk musim 2014-2015.

Persaingan Messi sebagai pemain Barcelona dan Courtois sebagai kiper Atletico Madrid lah yang membuat rivalitas tersebut terasa spesial.

Pada pertemuan pertama mereka pada September, 2011, Messi mempermalukan Courtois dengan mencetak hattrick dalam kemenangan 5-0 di kandang Barcelona Camp Nou.

Berikutnya pada Februari, tendangan bebas cepat membingungkan sang kiper Belgia itu hingga Barcelona mengunci kemenangan di liga Spanyol itu. Pada Desember 2012, Messi berjaya lagi dengan kemenangan besar 4-1.

Sejak itu, ada tujuh pertarungan di Liga Champions, La Liga dan Piala Super Spanyol di mana Courtois dan takdirnya telah menahan sang bintang Argentina, sehingga membawa Atletico ke final Liga Champions karena tumbangnya Barcelona.

Di dua pertandingan, Messi mengalami cedera. Dia melakukan tendangan penalti namun bola masih membentur mistar gawang dan pada Mei tahun ini dia berhasil menjebol benteng Courtois namun wasit menyatakan offside.

Courtois, yang menginspirasi orang-orang membuat istilah "Thibauting" ketika di jejaring sosial banyak orang mengunggah foto mereka yang memperagakan penyelamatan gemilang gaya sang kiper ketika di rumah atau di tempat kerja, tetap percaya diri untuk membuat perlindungan dengan jala-jala laba-labanya.

"Saya mengenal dia dengan baik dari pertandingan Atletico melawan Barcelona, jadi akan sangat menyenangkan bermain melawan dia untuk negara kami," kata Courtois dalam wawancara dengan televisi ESPN pekan ini.

"Untungnya saya tidak harus melihat video dia karena saya sangat mengenal dia. Namun walaupun anda menonton video tentang dia, dia sangat tidak bisa ditebak hingga sangat tidak mungkin untuk mempelajari apa yang akan dia lakukan."

"Sekali dia menemukan celah untuk menembak, dia akan menembak, hingga satu-satunya hal yang bisa kau lakukan sebagai penjaga gawang adalah berkonsentrasi setiap saat," tambah dia.

"Saya berharap kami akan menang, tapi lihat saja nanti."

Orang-orang masih bertaruh untuk Messi di pertandingan itu dan di Piala Dunia. Dia masih menjadi penantang nomer satu untuk memenangi Sepatu Emas untuk pencetak gol terbanyak di piala dunia kali ini.

Sejarah juga berpihak kepada Argentina. Belgia kalah 0-2 dari Argentina di semi-final Piala Dunia 1986, kedua gol diciptakan oleh Diego Maradona, yang juga menjadi pencetak gol terbanyak di piala dunia waktu itu.

Penerjemah: A.E.S. Wicaksono/A.R. Loebis.