Sukir Adukan Korupsi kok Malah Jadi Tersangka ?

id Sukir Adukan Korupsi kok Malah Jadi Tersangka ?

Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Sukir (53), Ketua Kelompok Nelayan Karang Jaya Kecamatan Panjang Bumi Waras di Teluk Betung Selatan Kota Bandarlampung mencari keadilan atas statusnya sebagai tersangka, justru setelah melaporkan kasus dugaan korupsi kepada pihak berwenang.

Sukir, didampingi Koordinator Presidium Humanika Lampung, Basuki, mendatangi Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Bandarlampung, Senin (9/12), dan menceritakan persoalannya.

Dia mengaku telah melaporkan indikasi penyimpangan dana bantuan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) 2012 yang diterima kelompoknya.

Pelaporan itu justru berbuntut, dirinya malah menjadi tersangka.

Karena itu, dia berusaha untuk mencari keadilan atas kriminalisasi yang menimpanya.

Awalnya, Sukir melaporkan perkara kasus penipuan ke Cabang Kejaksaan Negeri Bandarlampung di Panjang dengan nomor laporan: R-LIK-09/N.8.10.7/Dek/05/2013 pada 17 Mei 2013.

Namun, niat baik Sukir melaporkan kasus korupsi yang dilakukan Lukman malah berbalik menjadikannya tersangka korupsi. Adapun Lukman kini hilang entah kemana.

"Saya melaporkan saudara Lukman yang menawarkan untuk membantu pengajuan PUMP dan menggunakan dana PUMP kelompok kami. Seharusnya Lukman yang diperiksa oleh jaksa," kata Sukir kepada sejumlah jurnalis di sekretariat AJI Bandarlampung itu pula.

Sukir, bapak enam anak yang hanya lulusan SD itu, kini hanya berharap keadilan.

Ia mengaku hari-harinya kini diwarnai rasa was-was.

"Kenapa di republik ini serba salah. Mau jujur malah jadi tersangka," kata Sukir pula

Kasus ini, demikian aktivis kemanusiaan Oki Hajiansyah Wahab, bila dilihat dari kronologisnya jelas merupakan tindakan kriminalisasi.

"Sukir yang melaporkan pelaku dugaan korupsi dana bantuan di kelompoknya justru dijadikan tersangka," ujar pegiat Pusat Kajian Hukum dan Hak Asasi Manusia (PK-HAM) Universitas Lampung itu pula.

"Hal ini menandakan penegak hukum dalam hal ini jaksa tidak cermat, bahkan cenderung sembrono," kata kandidat doktor Universitas Diponegoro Semarang itu pula.