Aktivis PKBI: Perlu Edukasi Jaga Organ Reproduksi Remaja !

id Aktivis PKBI: Perlu Edukasi Jaga Organ Reproduksi Remaja !

Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Kontroversi rencana Dinas Pendidikan Kota Prabumulih di Sumatera Selatan akan melakukan tes keperawanan bagi pelajar yang hendak masuk SMA sederajat di sana mengemuka, dan kendati telah diklarifikasi oleh pejabat bersangkutan di sana maupun Kementerian Pendidikan Nasional, tetap menjadi perhatian berbagai pihak termasuk di Lampung.

Berkaitan persoalan penting tersebut, Rachmad Cahya Aji, Koordinator Program Pencegahan HIV/AIDS Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung memberikan tanggapannya berikut ini.


Menanggapi rencana tes keperawanan untuk calon siswa SMA di Prabumulih Sumsel, justru yang seharusnya dilakukan pemerintah sejak awal adalah memberikan edukasi pemahaman mengenai pentingnya menjaga organ reproduksi remaja melalui Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (PKRR), termasuk informasi mengenai risiko-risiko perilaku reproduksi yang tidak sehat, bahaya penyalahgunaan narkoba, risiko penularan infeksi menular seksual (IMS), dan penularan HIV/AIDS.

Karena pada dasarnya terjadinya perilaku seks di kalangan remaja salah satunya adalah akibat kurangnya pemahaman remaja mengenai kesehatan reproduksi dan risiko-risiko reproduksi.
  
Sebaiknya informasi PKRR tersebut diberikan sejak "dini", ketika remaja belum melakukan perilaku seksual (masih perawan, Red) misalnya pada usia SD (kelas 5--6) atau SMP ketika remaja mulai masuk awal usia pubertas (antara 9--11 tahun), sehingga remaja berpikir dua kali untuk melakukan perilaku seks berisiko.

Tidak jelasnya output yang diharapkan setelah dilakukannya tes keperawanan ini, sehingga banyak aktivis dan elemen masyarakat yang menolak upaya ini!

Pertanyaan yang sering dilontarkan, apa yang selanjutnya dilakukan setelah beberapa remaja diketahui sudah tidak perawan?

Menurut analisa saya, tes ini tidak efektif dilakukan, biasanya hasil tes keperawanan ini digunakan hanya untuk mempermalukan remaja tersebut di depan remaja lain yang justru membuat tekanan psikologis bagi korban atau membuka peluang korban menjadi depresi dan bahkan dapat menyebabkan kemungkinan bunuh diri.

Beberapa kasus konsultasi yang ditangani Sentra Kawula Muda (Skala) PKBI Lampung, ditemukan ada guru/Orang Tua Nakal (OTN) yang mengetahui beberapa siswi yang mengaku sudah tidak perawan, bukannya memberikan bimbingan, malah justru melakukan intimidasi untuk melayani seks guru/Orang Tua Nakal (OTN) tersebut!  Nauuzubillah.....

Pada intinya pencegahan secara preventif sudah sangat dibutuhkan menjawab kondisi persoalan remaja saat ini, dan Pendidikan Kesehatan Reproduksi teruji di beberapa negara telah berhasil meminimalisir perilaku seksual berisiko pada remaja di negara tersebut.