LSM Ajak Tanam Bakau di Pesisir Lampung

id LSM Ajak Tanam Bakau di Pesisir Lampung

Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Lembaga swadaya masyarakat di Provinsi Lampung mengajak warga dan para pihak untuk menanam bakau di kawasan pesisir di daerahnya sebagai upaya mencegah bencana dan melindungi ekosistem laut.

Direktur Eksekutif LSM Keluarga Pencinta Alam (Friends for Nature and The Environment) Suhendri di Bandarlampung, Kamis (20/6), menyampaikan ajakan itu dengan melakukan penanaman bibit bakau di pesisir Pantai Petengoran, Dusun Gebang Induk, Kecamatan Padangcermin, Kabupaten Pesawaran.

Menurut Suhendri, penanaman pohon bakau itu dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup 2013, bekerja sama dengan Mercy Corps Indonesia, Kelompok Pelestari Mangrove Desa Gebang dan siswa sekolah dasar (SD) setempat.

Penanaman mangrove untuk adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana yang dilakukan pada Rabu (19/6) sebanyak lima ribu bibit bakau yang ditanam dengan melibatkan para siswa SD di pesisir Pantai Petengoran, Desa Gebang itu.

"Desa Gebang menjadi titik konsentrasi kami, baik dari LSM Watala dan Mercy Corps Indonesia, mengingat daerah ini merupakan pesisir yang rawan bencana," kata Suhendri pula.

Kegiatan penanaman bibit pohon mangrove yang melibatkan siswa SD dan masyarakat itu, menurut dia, sebagai bentuk upaya beradaptasi terhadap perubahan iklim.

Dia menegaskan bahwa penanaman bibit pohon bakau itu bertujuan untuk memberikan pemahaman sejak dini kepada siswa-siswi SD khususnya dan seluruh lapisan masyarakat terutama warga lokal di kawasan pesisir di Lampung.

Desa Gebang merupakan salah satu desa di wilayah pesisir yang sangat rawan terhadap bencana, sehingga LSM Watala berinisiasi untuk melakukan penyadaran sejak dini kepada masyarakat di daerah ini, terutama siswa SD sebagai pembelajaran  terhadap penanggulangan risiko bencana, ujar Suhendri pula.

Bibit bakau yang ditanam sebanyak 5.000 buah jenis bakau (Rhizophora mucronata).

Seluruh peserta yang melakukan penanaman pohon bakau itu, terlihat sangat antusias dengan dipandu oleh instruktur dari kelompok pelestari mangrove.

Desa Gebang di Kabupaten Pesawaran dan Desa Sedayu, Kabupaten Tanggamus, di Provinsi Lampung dinyatakan sebagai daerah yang memiliki potensi bencana besar dibandingkan daerah lain umumnya.

"Hasil kajian kerentanan, kapasitas dan risiko bencana yang dilakukan pada dua desa itu, sering terjadi banjir dan longsor, akibat perubahan iklim," kata ahli klimatologi dari Fakultas Pertanian Universitas Lampung Dr Tumiar Katarina Manik.

Pada dua tempat itu, menurutnya, merupakan wilayah yang mewakili daerah pesisir dan pegunungan sebagai salah satu contoh daerah yang mendapatkan dampak dari perubahan iklim.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Desa Gebang memiliki potensi rawan bencana yang lebih rendah (0,573) dibandingkan Desa Sedayu (0,755).

Sedangkan tingkat kerusakan alam yang terjadi di Desa Gebang didominasi oleh kerusakan ekosistem pantai, sedangkan di Desa Sedayu tidak ada kerusakan parah akibat bencana akibat perubahan iklim.

"Sesuai dengan keadaan alamnya, untuk Desa Gebang, bencana yang terjadi mungkin disebabkan oleh banjir dan kenaikan permukaan air laut, sedangkan Desa Sedayu memiliki ancaman banjir dan longsor," kata dia pula.

Sebelumnya, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung mengajak penyanyi reggae terkenal Tony Q Rastafara yang juga duta lingkungan Walhi Nasional berkunjung ke Lampung untuk mengajak masyarakat khususnya generasi muda di daerah ini peduli dan bertindak aktif melestarikan lingkungan sekitarnya.

Tony Q sempat mencoba pemakaian peralatan pembuatan lubang biopori di sekretariat Walhi Lampung di Bandarlampung, kemudian melakukan penanaman pohon bakau di pesisir Kota Karang Kecamatan Telukbetung Barat Bandarlampung pada Selasa (18/6).

Pada Selasa malam, bersama rombongan pemusik dari Jakarta, Tony Q juga tampil menyanyikan sejumlah lagu andalan dengan irama reggae di arena Lampung Fair di PKOR Wayhalim Bandarlampung.

Pameran yang berlangsung sejak awal Juni hingga akhir Juni 2013 itu mengusung tema kepedulian pada pelestarian lingkungan hidup "Lampung Go Green Culture".