Bank Mandiri Beri Hibah Konservasi Kupu-Kupu

id Bank Mandiri Beri Hibah Konservasi Kupu-Kupu

Bank Mandiri Beri Hibah Konservasi Kupu-Kupu

Wakil Gubernur Lampung MS Joko Umar Said (tengah) diwawancarai wartawan, didampingi Ventje Rahardjo (Bank Mandiri)--kanan--dan Dr Herawati Soekardi dari Yayasan Sahabat Alam (kedua dari kiri), di Bandarlampung, Jumat (8/2). (Foto: ANTARA LAMPUNG/Budi

Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Yayasan Sahabat Alam yang telah merintis dan mengelola Taman Kupu-Kupu Gita Persada di areal konservasi Taman Hutan Raya Wan Abdulrahman sejak tahun 1997, akhirnya membuat Bank Mandiri menyetujui untuk memberikan dana hibah konservasi kupu-kupu di Sumberagung, Bandarlampung, Provinsi Lampung ini.

Hibah bernilai Rp698 juta itu diserahkan EVP Coordinator Change Management Office Bank Mandiri Ventje Rahardjo kepada Dr Herawati Soekardi Djausal MS, Direktur Yayasan Sahabat Alam selaku pengelola Taman Kupu-Kupu Gita Persada, disaksikan Wakil Gubernur Lampung MS Joko Umar Said, di areal konservasi kupu-kupu di Bandarlampung ini, Jumat.

Bantuan dana dari Bank Mandiri itu, antara lain digunakan untuk pengembangan konservasi kupu-kupu di kawasan seluas 178,8 hektare, dengan 12 ha di antaranya menjadi habitat bagi 160 spesies kupu-kupu lokal, termasuk dua spesies kupu-kupu jenis langka dan dilindungi.

Menurut Ventje Rahardjo, pihaknya telah menyeleksi proposal yang masuk, termasuk dari Yayasan Sahabat Alam itu, dan akhirnya menilai layak mendapatkan hibah program bina lingkungan dari Bank Mandiri seperti yang diajukan.

"Kami menilai Yayasan Sahabat Alam sangat tepat mendapatkan hibah ini, karena sekaligus menjalankan program pendidikan bagi siswa SD hingga perguruan tinggi, upaya pelestarian lingkungan hidup, dan pengembangan ekowisata bersama masyarakat di sekitarnya.

Bank Mandiri untuk daerah Lampung saat ini telah memberikan hibah dana corporate social resposibility (CSR) sebesar Rp5 miliar untuk 11 program yang diajukan para pihak.

Wakil Gubernur Lampung MS Joko Umar Said menegaskan bahwa kawasan tempat konservasi kupu-kupu yang dikembangkan Yayasan Sahabat Alam itu berada di areal konservasi Taman Hutan Raya Wan Abdulrahman (Tahurawa) Lampung yang merupakan paru-paru bagi Kota Bandarlampung dan daerah sekitarnya.

"Tahurawa merupakan kawasan sumberdaya air yang harus dilestarikan dengan baik," ujar Joko.

Dia menegaskan bahwa upaya pelestarian kawasan konservasi itu bukan saja menjadi tugas pemerintah, tapi juga masyarakat dan dunia usaha.

"Apa yang selama ini dijalankan Yayasan Sahabat Alam dengan pengembangan Taman Kupu-Kupu Gita Persada di sini selama ini terbukti memberikan hasil yang positif, sehingga perlu terus dikembangkan dan mendapatkan dukungan pemerintah serta pihak lain," kata dia pula.

Menurut Pimpinan Yayasan Sahabat Alam Dr Herawati Soekardi Djausal MS, kawasan yang dikelola itu merupakan areal konservasi alam untuk pelestarian lingkungan hidup dan sarana pendidikan bagi pelajar, mahasiswa maupun masyarakat umum.

Pihaknya dengan dukungan hibah dari Bank Mandiri itu, akan segera membangun museum dan pusat informasi kupu-kupu Sumatera di Taman Kupu-Kupu Gita Persada itu.

"Semua ini adalah fasilitas yang telah kami rencanakan dan impikan sejak bertahun-tahun lalu. Diharapkan dapat menjadi kenyataan untuk kebanggaan kita bersama sekaligus bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pelestarian kupu-kupu di Lampung dan Sumatera," kata dia pula.

Selain secara khusus melakukan konservasi kupu-kupu dengan menanam dan mengembangkan berbagai tanaman yang menjadi sumber makanannya, menurut Herawati, pihaknya juga mengajak masyarakat sekitar untuk melakukan konservasi alam secara bermanfaat, antara lain mengembangkan tanaman aren untuk diambil gula arennya.

"Ribuan tanaman aren sudah ditanam di areal sekitar sini dengan melibatkan masyarakat," ujar dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung (Unila) itu pula.