Walhi Lampung: Banjir Waylunik Akibat Galian Tanah

id Walhi Lampung: Banjir Waylunik Akibat Galian Tanah, banjir, air, tanah, sungai, longsor

Walhi Lampung: Banjir Waylunik Akibat Galian Tanah

Banjir yang terjadi di rumah warga Dusun Gunung Agung, Way Lunik, Kecamatan Panjang, Kota Bandarlampung, Selasa (22/1). (Foto: ANTARA LAMPUNG/Dok. Walhi Lampung)

Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Daerah Lampung menyatakan, terjadi banjir dialami warga Dusun Gunung Agung, Way Lunik, Kecamatan Panjang, Kota Bandarlampung, Selasa (22/1), akibat adanya aktivitas galian tanah di daerah itu.

Menurut Kepala Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Walhi Lampung, Muhammad Nasihin, mendampingi Direktur Eksekutif Walhi setempat, Bejoe Dewangga, di Bandarlampung, Rabu, dalam waktu sekitar dua menit, puluhan rumah warga di Dusun Gunung Agung, Kelurahan Way Lunik dan Dusun Ketapang, Kelurahan Ketapang di Kecamatan Panjang, Selasa siang, diterjang banjir yang disertai lumpur dan batu.

Bencana itu mengakibatkan air yang disertai lumpur masuk ke permukiman warga.

Sebanyak 36 rumah terendam oleh air, yakni di RT 09 A sebanyak 18 rumah, dengan jumlah kepala keluarga (KK) 138, RT 09 B sebanyak tujuh rumah, dan RT 05 (Dusun Ketapang) sebanyak sembilan rumah, dengan ketinggian air rata-rata 120 cm.

Menurut Nasihin, sumber terjadi banjir itu dikarenakan adanya aktivitas galian tanah yang berada di daerah itu.

"Sangat disayangkan, penggalian tersebut tanpa memikirkan dampak yang dirasakan masyarakat setempat," ujar dia pula.

Penggalian tanah itu, kata Nasihin, mengakibatkan sumbatan dan terjadi pendangkalan pembuangan air, sehingga saluran air yang tersedia tidak mampu menampung debit air, apalagi disertai lumpur dan batu.

Akibatnya, air dan lumpur masuk ke lingkungan warga melalui jalan lingkungan.

"Sebelum adanya aktivitas galian tanah itu, belum terjadi banjir seperti itu di sini," kata Ipin, warga RT 09, Dusun Gunung Agung, Kelurahan Way Lunik, Kecamatan Panjang.

Menurut warga setempat, sejak gunung di kawasan tersebut dikeruk, banjir air dan lumpur sudah terjadi tiga kali dalam satu minggu ini.

Dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa, namun kerugian yang dirasakan masyarakat adalah aktivitas mereka menjadi terganggu, dikarenakan lumpur dari galian itu terbawa arus banjir dan masuk ke dalam rumah.

Selain itu, masyarakat di sana juga merasakan kekhawatiran akan terjadi longsor.

Berkenaan dengan hal itu, maka WALHI Lampung sebagai lembaga yang fokus dan peduli terhadap lingkungan hidup mengingatkan dan meminta untuk segera menghentikan aktivitas penggalian di wilayah tersebut.

"Kami minta para pihak yang terkait untuk segera membenahi persoalan drainase yang tersumbat itu," ujar Nasihin lagi.

Hujan deras yang mengguyur Kota Bandarlampung pada Selasa sore, juga mengakibatkan genangan air cukup tinggi yang merendam sejumlah jalan protokol di ibu kota Provinsi Lampung ini, dan sejumlah rumah warga di beberapa kecamatan setempat juga terendam air.

Menurut sejumlah warga, genangan air banjir di jalan-jalan utama Bandarlampung kali ini melebihi dari biasanya, padahal hujan deras terjadi beberapa jam saja.

Diperkirakan, kondisi cuaca di Lampung, termasuk Bandarlampung, menurut BMKG setempat masih akan terjadi hujan dalam beberapa hari ini.