AS Kandangkan Pesawat Boeing 787

id AS Kandangkan Pesawat Boeing 787, Pesawat, Terbang, USA, US, Amerika Seruikat, Jet, Tempur, Armada, Bandara

AS Kandangkan Pesawat Boeing 787

Pesawat siap melayani penerbangan di Bandara Radin Inten II, Lampung.(Dokumentasi ANTARA).

FAA mengatakan Boeing Co, perusahaan pembuat pesawat terbang itu harus terlebih dahulu bisa menunjukkan bahwa baterai-baterai ion litium yang digunakan benar-benar aman."
Washington (ANTARA/Reuters) - Badan Pengawas Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) hari Rabu mengatakan bahwa untuk sementara akan mengandangkan pesawat-pesawat Boeing 787 setelah terjadinya insiden kedua, yaitu ketika masalah baterai memaksa salah satu pesawat jet Dreamliner melakukan pendaratan darurat di Jepang.

FAA mengatakan Boeing Co, perusahaan pembuat pesawat terbang itu harus terlebih dahulu bisa menunjukkan bahwa baterai-baterai ion litium yang digunakan benar-benar aman.

Belum ada komentar dari pihak Boeing tentang hal itu.

All Nippon Airways Co Ltd mengatakan bahwa alat-alat di sebuah pesawat saat penerbangan domestik menunjukkan adanya kesalahan menyangkut baterai sehingga memunculkan peringatan darurat.

Insiden itu digambarkan oleh seorang pejabat kementerian transportasi sebagai masalah yang "sangat serius" --yaitu bahasa yang digunakan di lingkungan keamanan internasional sebagai situasi yang bisa mengakibatkan kecelakaan.

Saham Boeing turun dua persen menjadi 72,80 dolar AS (Rp702.884) setelah FAA mengeluarkan pengumuman.

Pesawat 787, yang harganya masing-masing mencapai 207 juta dolar (sekira Rp6,77 triliun), merupakan suatu lompatan dalam hal desain dan pembuatan namun proyek tersebut terganggu oleh biaya yang membengkak serta penundaan bertahun-tahun.

Sejumlah pihak menganggap bahwa Boeing tergesa-gesa ingin menyelesaikan pembuatan pesawat-pesawatnya setelah mengalami penundaan sehingga menimbulkan masalah-masalah yang mengemuka belakangan ini.

Anggapan itu dibantah oleh pihak Boeing.

Penggunaan teknologi baterai merupakan salah satu unsur penghematan yang bisa ditemukan lebih sedikit dibandingkan pesawat-pesawat jet yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan pesaingnya yang menggunakan teknologi lebih lama.

Baterai ion lithium bisa mengeluarkan api jika diisi ulang terlalu berlebihan. Begitu api menyala, api akan sulit dipadamkan karena bahan-bahan kimia mengeluarkan oksigen, kata kepala insinyur Boeing untuk pesawat 787, Mike Sinnett, kepada para wartawan pekan lalu.

Ia mengatakan bahwa ion lithium bukan satu-satunya pilihan baterai, tapi "itu pilihan yang tepat".

Di Asia, hanya maskapai penerbangan Jepang dan Air India yang sudah memiliki Dreamliner, namun maskapai-maskapai lainnya termasuk mereka yang dari berbagai belahan dunia telah memesan sekira 850 pesawat tipe baru itu.(ANTARA).