Asteroid Raksasa Hantam Bumi Lebih Sering

id Asteroid Raksasa Hantam Bumi Lebih Sering

 Asteroid Raksasa Hantam Bumi Lebih Sering

Gambar Asteroid (www.google.co.id).

Selama masa yang sama, rata-rata empat benda dengan ukuran yang sama menghantam Bulan."
Washington (ANTARA/Xinhua-OANA) - Penelitian oleh beberapa ilmuwan internasional menyimpulkan asteroid raksasa, yang sama atau lebih besar daripada asteroid yang diduga telah menewaskan dinousaurus, menghantam Bumi miliaran tahun lalu lebih sering dibandingkan dengan dugaan sebelumnya, kata badan antariksa AS --NASA-- Rabu (25/4).

Untuk membuat dinosaurus punah, asteroid pembunuh yang menimpa Bumi 65 juta tahun lalu mesti memiliki diameter hampir 10 kilometer. Dengan mempelajari bebatuan purba di Australia dan menggunakan model komputer, para peneliti memperkirakan sebanyak 70 asteroid dengan ukuran yang sama atau lebih besar daripada yang memusnahkan dinosaurus menghantam Bumi 1,8 sampai 3,8 miliar tahun lalu.

Selama masa yang sama, rata-rata empat benda dengan ukuran yang sama menghantam Bulan.

Bukti bagi dampak itu di Bumi diperoleh dari lapisan bebatuan tipis yang berisi puing pecahan seukuran pasir dan hampir bulat, yang disebut "spherule".

Petunjuk berukuran milimeter itu mulanya adalah tetesan yang dikeluarkan ke antariksa di dalam asap sangat besar yang diciptakan oleh dampak sangat besar terhadap Bumi, demikian laporan Xinhua --yang dikutip ANTARA di Jakarta, Kamis siang.
Tetesan yang mengeras tersebut kemudian jatuh kembali ke Bumi, sehingga menciptakan lapisan endapan tipis tapi tersebar luas yang dikenal sebagai "spherule bed".

Temuan baru tersebut disiarkan Rabu di jurnal Nature.

"Hamparan itu berbicara sampai masa 'pemboman sengit terhadap Bumi'," kata William Bottke, penyelidik utama tim studi dampak tersebut di Southwest Research Institute di Colorado. "Sumber mereka telah lama menjadi misteri."

Temuan tim itu mendukung teori Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptune terbentuk di orbit berbeda hampir 4,5 miliar tahun lalu, lalu berpindah ke orbit saat ini sekitar empat miliar tahun lalu akibat kondisi saling mempengaruhi dari kekuatan gravitasi di sistem tatasurya muda. Kejadian tersebut memicu pemboman luas sistem tatasurya oleh komet dan asteroid yang disebut "Late Heavye Bombardment".

Di dalam dokumen tersebut, tim itu menciptakan model sabuk kuno asteroid utama dan melacak apa yang telah terjadi ketika orbit planet raksasa berubah.

Mereka mendapati bagian paling dalam sabuk tersebut menjadi tidak stabil dan diduga telah mengirim banyak dampak besar ke Bumi dan Bulan dalam waktu lama. (ANTARA).