Sebanyak 230 Gubuk Perambah TNBBS Dimusnahkan

id perambah

Sebanyak 230 Gubuk Perambah TNBBS Dimusnahkan

Gubuk perambah di TNBBS dibakar (FOTO ANTARA/Eny Muslihah)

Semua gubuk di sana sedang dalam proses pemusnahan agar warga tidak lagi naik ke hutan lindung itu
Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Sebanyak 230 gubuk dan 110 hektare lahan perkebunan perambah di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) wilayah Desa Rataagung Lemong Krui Kabupaten Lampung Barat telah dimusnahkan tim gabungan.
    
"Informasi dari ketua tim lapangan, semua gubuk di sana sedang dalam proses pemusnahan agar warga tidak lagi naik ke hutan lindung itu," kata Kepala Seksi Pelayanan dan Pemanfaatan Balai Besar TNBBS Lampung, Patris, saat dihubungi dari Bandarlampung, Rabu.
    
Menurutnya, lahan yang telah dirusak terdiri atas kebun kopi sebanyak 191.000 batang, cokelat 2.220 batang, lada 28.970 batang dan
karet 100 batang.
     
"Laporan itu baru didapat dari lima tim dengan total jumlah pohon di perkebunan yang dirusak 223.290 batang," tutur dia.
    
Tris mengatakan, operasi ketiga penurunan perambah dari kawasan konservasi itu diharapkan menuai hasil maksimal sesuai perencanaan sebelumnya.
    
"Kami merencanakan tahun 2011 menyelamatkan 9.800 hektare dari kekuasaan perambah," ujar dia.
    
Secara keseluruhan, hutan konservasi di Lampung kerusakannya mencapai 61 ribu hektare.
    
"Kerusakan yang harus segera diselamatkan adalah pada titik Rataagung, karena daerah tersebut merupakan bagian leher dari TNBBS. Jika ini terputus (rusak), maka habislah kita semua," jelasnya.
    
Sebelumnya pada Juni dan Juli tim operasi telah bergerilia di kawasan hutan lindung itu untuk menurunkan perambah. Dalam operasi kedua, tim gabungan menargetkan seluruh gubuk yang ada di atas kawasan telah dimusnahkan.
    
"Namun, pantauan kami, yang hadir kedua kalinya dalam operasi itu, gubuk yang sebelumnya dijanjikan dibakar dalam operasi tersebut, justru masih berdiri di sana," katanya.
    
"Baru setelah kami pantau ke dua kalinya, gubuk tersebut dibakar," kata Asep, salah satu rekan media.
    
Demikian halnya disampaikan salah satu warga setempat, Joko, yang mengatakan, operasi tersebut tidak berjalan serius.
    
"Beberapa kali tim gabungan melakukan operasi tersebut, tapi tetap saja warga masih bisa menggarap perkebunan mereka di atas sana," tutur dia.
    
Menanggapi hal itu, Kepala Balai TNBBS Lampung John Keneddy mengakui keterbatasan personel dalam menggarap program tersebut.
    
"Tapi kami optimistis akhir 2011 hutan ini benar-benar steril dan segera dilakukan penanaman ulang oleh aparat TNI," ujar dia.