Lampung Selatan (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), Provinsi Lampung melepasliarkan enam ekor ular sanca hasil tangkapan dari area pemukiman warga.

Kepala Dinas Damkarmat Lampung Selatan M Sefri Masdian di Kalianda, Selasa, mengatakan ular tersebut dilepasliarkan ke habitat aslinya di kawasan hutan Gunung Rajabasa.

“Seluruh ular ini merupakan hasil laporan masyarakat. Setelah kami amankan, semuanya diserahkan kepada BKSDA untuk dikembalikan ke habitatnya agar ekosistem tetap seimbang,” kata dia.

Dia menjelaskan pelepasliaran dilakukan Dinas Damkarmat Kabupaten Lampung Selatan bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III.

Ia menjelaskan kegiatan tersebut bentuk tanggung jawab pemerintah daerah dalam menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus mengembalikan satwa liar ke lingkungan alaminya.

Oleh karena itu, untuk menjaga satwa liar, dirinya mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap keberadaan hewan melata dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah.

Dia menjelaskan habitat alami satwa liar, seperti ular, kini semakin berkurang akibat pembangunan dan pembukaan lahan, sehingga mendorong hewan-hewan tersebut mencari makan hingga area permukiman.

“Pemilik rumah sebaiknya rajin membersihkan halaman, menutup lubang di fondasi rumah, dan menghindari tumpukan kayu atau batu. Kolam ikan juga sebaiknya dibersihkan secara berkala karena bisa menjadi tempat bersembunyi ular,” ucapnya.

Melalui kegiatan ini, pemerintah daerah bersama BKSDA berharap masyarakat semakin peduli terhadap pelestarian satwa liar serta turut menjaga keseimbangan alam di lingkungan sekitar.

Polisi Hutan SKW III BKSDA Bengkulu Suhairul mengatakan pelepasliaran dilakukan di kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Way Pisang, Gunung Rajabasa, yang menjadi habitat alami berbagai jenis satwa liar.

“Akan kami lepas di kawasan KPH Way Pisang Rajabasa. Beberapa kali kami juga melakukan pelepasan di sana, mulai dari ular hingga monyet. Karena memang itu wilayah dan habitat mereka,” ujar dia.


Pewarta : Riadi Gunawan
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025