Lampung Timur (ANTARA) - Badan Metereologi, Klimatologi, Dan Geofisika Stasiun Metereologi Maritim Lampung gelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di Ruang Pertemuan Yoez Homestay Desa Karya Makmur Kecamatan Labuhan Maringgai Lampung Timur, Kamis, 5 September 2024.
Acara dibuka anggota Komisi V DPR RI Tamanuri.
"Dengan mengucap bismillah, Sekolah nelayan ini saya nyatakan dibuka," ujar Tamanuri.
SLCN tersebut diikuti 100 nelayan dari sejumlah kampung nelayan di Lampung Timur.
Kepala Stasiun BMKG Stasiun Metereologi Maritim Lampung, Tarjono mengatakan kegiatan SLCN bertujuan memperkenalkan, dan memberi pemahaman seputar informasi cuaca dan produk BMKG.
"Sasarannya meningkatkan kemampuan para nelayan membaca informasi cuaca sehingga dapat menunjang aktivitas nelayan di sektor perikan," ujar Tarjono.
Ia mengatakan pendidikan SCLN kali ini sesuai tema "Dengan SCLN, Nelayan Hebat, Selamat dan Sehatera".
Kepala Pusat Maritim BMKG Eko Prasetio mengatakan nelayan harus mampu mencermati cuaca di lingkungan kerjanya, mengingat wilayah Indonesia berlangsung iklim tropis yang bersifat berubah-ubah setiap saat.
Melalui kegiatan SCLN tersebut, para nelayan memiliki pedoman berlayar dari produk teknologi BMKG. Produk BMKG tersebut adalah INAWIS. Dengan WEB INAWIS BMKG, nelayan dapat memperoleh informasi cuaca, tinggi gelombang laut, arus laut, salinitas, dan daerah tangkapan ikan.
"Kita sering tidak punya pedoman saaat berlayar, sekarang manfaatkan info cuaca yang dikeluarkan BMKG," ujar Eko Prasetio.
Badan Metereologi, Klimatologi, Dan Geofisika Stasiun Metereologi Maritim Lampung gelar Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di Ruang Pertemuan Yoez Homestay Desa Karya Makmur Kecamatan Labuhan Maringgai Lampung Timur, Kamis, 5 September 2024. FOTO ANTARA/MUKLASIN
Dia berharap para peserta mengikuti kegiatan dengan baik, sehingga bisa menjadi nelayan yang hebat, dan membagikan ilmunya kepada nelayan di daerahnya.
Acara dibuka anggota Komisi V DPR RI Tamanuri.
"Dengan mengucap bismillah, Sekolah nelayan ini saya nyatakan dibuka," ujar Tamanuri.
SLCN tersebut diikuti 100 nelayan dari sejumlah kampung nelayan di Lampung Timur.
Kepala Stasiun BMKG Stasiun Metereologi Maritim Lampung, Tarjono mengatakan kegiatan SLCN bertujuan memperkenalkan, dan memberi pemahaman seputar informasi cuaca dan produk BMKG.
"Sasarannya meningkatkan kemampuan para nelayan membaca informasi cuaca sehingga dapat menunjang aktivitas nelayan di sektor perikan," ujar Tarjono.
Ia mengatakan pendidikan SCLN kali ini sesuai tema "Dengan SCLN, Nelayan Hebat, Selamat dan Sehatera".
Kepala Pusat Maritim BMKG Eko Prasetio mengatakan nelayan harus mampu mencermati cuaca di lingkungan kerjanya, mengingat wilayah Indonesia berlangsung iklim tropis yang bersifat berubah-ubah setiap saat.
Melalui kegiatan SCLN tersebut, para nelayan memiliki pedoman berlayar dari produk teknologi BMKG. Produk BMKG tersebut adalah INAWIS. Dengan WEB INAWIS BMKG, nelayan dapat memperoleh informasi cuaca, tinggi gelombang laut, arus laut, salinitas, dan daerah tangkapan ikan.
"Kita sering tidak punya pedoman saaat berlayar, sekarang manfaatkan info cuaca yang dikeluarkan BMKG," ujar Eko Prasetio.
Dia berharap para peserta mengikuti kegiatan dengan baik, sehingga bisa menjadi nelayan yang hebat, dan membagikan ilmunya kepada nelayan di daerahnya.