Jakarta (ANTARA) - PT Bank Raya Indonesia Tbk membukukan pertumbuhan laba bersih dengan kenaikan sebesar 115,9 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp20 miliar pada semester I 2024.
Perseroan mencatat, rasio profitabilitas dan efisiensi Bank Raya hingga kuartal II 2024 terus menunjukkan perbaikan dengan rasio net interest margin (NIM) menjadi 4,31 persen dan rasio cost to income ratio (CIR) membaik menjadi 52,44 persen.
Melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan, Bank Raya terus berfokus untuk menjadi bank digital yang mampu memenuhi kebutuhan para nasabah melalui keunggulan produk kami untuk menghadirkan produk bank digital yang shorter, faster, dan smaller.
“Untuk itu, kami terus melakukan eksplorasi ke sektor-sektor ekonomi dan segmen bisnis yang memiliki prospek yang menjanjikan untuk menumbuhkan bisnis digital kami,” kata Bagus.
Total kredit yang disalurkan Bank Raya mencapai Rp6,8 triliun atau tumbuh 12,1 persen yoy. Pertumbuhan ini turut menopang pertumbuhan total aset Bank Raya sebesar 9,0 persen yoy menjadi Rp13,1 triliun.
Bank digital bagian dari BRI Group itu mencatatkan penyaluran kredit digital selama periode enam bulan pertama 2024 mencapai Rp8,1 triliun atau tumbuh 60,3 persen yoy, sehingga mendorong pertumbuhan signifikan outstanding kredit digital Bank Raya sebesar 81,5 persen yoy mencapai Rp1,5 trilliun.
Perseroan mencatat, salah satu pendorong pertumbuhan bisnis digital Bank Raya adalah ekspansi Pinang Dana Talangan yang merupakan produk pinjaman untuk mendukung produktivitas AgenBRILink.
Melalui Pinang Dana Talangan, Bank Raya menyalurkan kredit kepada sekitar 32 ribu AgenBRILink dan Agen Pegadaian sebesar Rp7,2 triliun di semester I 2024 atau tumbuh 58,9 persen yoy. Adapun outstanding Pinang Dana Talangan mencapai Rp490 miliar hingga akhir kuartal II 2024, tumbuh signifikan sebesar 177,4 persen yoy.
Selain itu, pinjaman multiguna untuk karyawan tetap yang disebut Pinang Flexi juga tercatat tumbuh yakni sebesar sebesar 89,7 persen yoy atau outstanding mencapai Rp372 miliar.
Sedangkan outstanding produk kredit digital Bank Raya lainnya, seperti Pinang Maxima, Pinang Performa, dan Pinang Connect yang ditujukan untuk mendukung kegiatan usaha nasabah Bank Raya tercatat mencapai Rp570 miliar atau tumbuh 28,2 persen yoy.
Menurut perseroan, pertumbuhan kredit diimbangi dengan kualitas aset yang terjaga yang terlihat dari perbaikan rasio non-performing loan (NPL) gross menjadi 4,14 persen dan NPL net sebesar 1,80 persen hingga kuartal II 2024.
Dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) Bank Raya tumbuh 5,7 persen yoy mencapai Rp8,7 triliun selama enam bulan pertama tahun ini. Giro tercatat tumbuh sebesar 55,4 persen yoy menjadi Rp772 miliar, tabungan tumbuh 5,1 persen yoy menjadi Rp1,5 triliun, sementara deposito tumbuh 1,9 persen yoy menjadi Rp6,3 triliun.
Perseroan menyampaikan, pertumbuhan dana murah (CASA) terus digenjot terutama dari pertumbuhan Digital Saving yang tumbuh sebesar 22,3 persen yoy. Adapun rasio CASA Bank Raya hingga kuartal II 2024 menjadi 26,8 persen, dari sebelumnya 24,0 persen pada periode yang sama di tahun lalu.
Perseroan juga memastikan likuiditas tetap terjaga, dengan loan to deposit ratio (LDR) Bank Raya hingga kuartal II 2024 sebesar 78,25 persen. Permodalan juga tetap kuat, dengan capital adequacy ratio (CAR) tercatat sebesar 40,84 persen pada periode yang sama, yang mayoritas merupakan modal Tier 1 yang akan mendukung ekspansi pertumbuhan bisnis perseroan ke depan.